Selasa, 31 Mei 2022

Puisi Megawati Sorek


Renjana


Getar jiwa membumbungkan asa

Degup seiring merajalela

Silau merasuk jiwa


Renjana membungkus diri

Senyap malam mengiringi

Kalung sepi menyergapi

Sesal setakat karat


Renjana

Siksa kalbu tak berujung

Padamu yang telah pergi

Tak kan kembali ....


Jasad sudah tak berbentuk lagi

Diharibaan Illahi.


Megawati, S.Pd

Riau, 28 Mei 2022


Aroma luka

Hirup hela napas sepi sendiri 

Pijar pilu menyapa hati

Acapkali berselimut tak pasti 

Membelenggu bayang diri      


Mengeja rapalan bulir waktu

Onak menancap sendu

Sajak-sajak  rindu semu

Nestapa tak kunjung usai lalu


Rasa ini berakhir menjadi abu

Sudut girang tiada kuhidu 

Kulepas tambatan dengan cemburu

Melanglang buana tanpa  restu 


Cinta dulu kini telah berganti

Dendam benci saling mengisi

Jerat kasih tak peduli lagi 

Hidupku tanpa denyut nadi


Megawati, S.Pd

Riau, akhir Mei 2022








































Guru yang Dirindu




Guru merupakan garda terdepan dalam membentuk peradaban. Guru banyak memiliki fungsi selain sebagai pengajar yaitu sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator.  Mutu pembelajaran akan diraih  secara efektif dan efisien jika guru melaksanakan penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan, penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi. Selain itu pendidikan juga harus didukung secara penuh oleh lembaga terkait, pemangku jabatan, peran serta orang tua murid, dan lingkungan masyarakat. Semuanya harus saling bersinergi. Pendidikan berjalan secara dinamis harus melihat situasi dan kondisi.


Kita ketahui bersama, dunia mengalami pandemi Covid-19. Hal ini, tentunya berimbas juga pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Segala upaya kita lakukan bersama agar proses pembelajaran masih bisa dilakukan. Akhirnya, Pembelajaran  Jarak Jauh(PJJ)/daring menjadi alternatif yang tepat. 


Meskipun berbagai kendala terjadi, salah satunya masih banyak kalangan guru belum mahir atau gaptek menggunakan media IT. Sementara di era digital kita sudah tidak bisa lepas dari hal itu. IT mutlak sebagai prasyarat utama. Minat belajar siswa semakin rendah karena kurangnya motivasi serta kebanyakan ponsel sudah mengalihkan dunia mereka ke lain hal.


Bagaimana tingkat keberhasilan pencapaian belajar daring?  Tentunya kita merasa tidak puas.  Parahnya lagi kita bahkan mengalami learning loss. Dampaknya ada yang putus sekolah, psikis anak yang terganggu mengakibatkan trauma tersendiri, penurunan prestasi akademis.


Setelah masa itu berlalu, kini pembelajaran tatap muka secara terbatas selanjutnya tatap muka penuh telah dibuka kembali. Bersamaan dengan Kurikulum Merdeka dirilis dengan berbagai terobosan transformasi ke arah yang lebih baik.


Pada Kurikulum yang digagas pemerintah tersebut sudah berjalan secara bertahap dan sebagian masih dilakukan sosialisasi mengenai implementasi Kurikulum Merdeka. 


Bagi kami, khususnya saya Megawati, S.Pd guru SDN 003 Sorek Satu yang berada di salah satu kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau termasuk baru berkenalan dengan  Kurikulum Merdeka.  Masih awam dan mencoba-coba mencari informasi melalui media on-line, apa itu Kurikulum Merdeka, merdeka belajar, guru penggerak, sekolah penggerak, profil pelajar pancasila, filosofi Ki Hajar Dewantara, paradigma baru pendidikan atau lebih dikenal dengan Kurikulum Prototipe.


Ini buktinya, saya juga ikut di NGUPING SATUGURU.

Antusias juga ditampakkan dengan mengikuti seleksi guru penggerak telah lulus seleksi tahap I mengisi dokumentasi, dan essai.



Beberapa informasi yang saya dapatkan secara  secara on-line dinyatakan bahwa kurikulum ini lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial,  memberikan keleluasaan bagi kami nantinya menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu ada aplikasi sebagai panduan platform Merdeka Mengajar. Tentunya sebagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.


Peran guru dalam Merdeka Belajar sangat penting. Kenapa demikian?  Guru akan memiliki keleluasaan penuh untuk mengeksplorasi diri sebagai pendidik. Hal ini juga membuka peluang guru untuk lebih berkreasi dan berinovatif.


Guru akan berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena guru termasuk pemegang kendali utama. Ditambah seorang guru harus terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sendiri maupun pada peserta didik sesuai minat dan karakteristik yang ada.


Guru juga tidak akan lagi mengkotak-kotak siswa dengan perangkingan. Kesadaran akan tingkat kecerdasan peserta didik tidak hanya bisa diukur dari nilai akademis saja. Guru akan melihat  semua bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Nah, di sinilah akan ada keadilan. Selama ini kita hanya berkutat dengan angka-angka demi nilai rangking saja. Sementara kemampuan anak sangat beragam.


Saya Megawati, S.Pd siap menyongsong serta berperan aktif mendukung pembelajaran dengan melaksanakan Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Pemilik  tulisan di  http://megawatisorek.blogspot.com ini sangat bersemangat!




Sabtu, 28 Mei 2022

Gairah Menulis Puisi

 Resume        : 5

Hari/ Tgl        : Jumat / 27 Mei 2022

Narasumber    : E. Hasanah, M. Pd

Moderator        : Dail Ma'ruf



Malam ini tidak terasa sudah memasuki pertemuan ke-5, bahasan kali ini ada Gairah Menulis puisi. Materi disampaukan oleh narasumber yang tak kalah memiliki segudang prestasi. Seperti pemateri sebelumnya.

Rasanya saya yang haus akan ilmu sastra mengenai puisi menjadi sangat antusias. Saya tahu ini pasti akan menyentuh kalbu, sarat dengan pesan yang mendalam, menancap di sanubari. Alunan diksi indah akan tersemai pada sebuah mahakarya yang indah, melenakan dan menghanyutkan.

Itu, saya pada kemana kalimat yang di atas itu ya. Baiklah, resume saya akan di awali dengan profil sang narasumber, yuk kepoin, siapa sih beliau?

Cekidot!

Seorang wanita bernama E. Hasanah, sudah senior, kita sapa dengan Bunda E. Hasanah  la ya. Lahir di Sukabumi, pada tanggal 10 Agustus 1967. wah, ini samaan sama ultah suami saya lho, cuma beda ditahunnya aja, si suami tahunnya dibalik jadi 76. Beliau seorang guru dan salah satu pendiri yayasan  Pendidikan Halima Al-Azhar dan sebagai pengawas MAN di Kankemenag Sukabumi. Beliau meraih Anugrah Guru dan GTK Kemenag Berprestasi tingkat Nasional kategori Pengawas Madrasah Berprestasi tahun 2021. Telah banyak melahirkan karya hingga mencapai 60 antologi. Waw, luar biasa!

Katanya, beliau tetap konsisten menulis dan ikut berbagai komunitas, begitulah tipsnya.

Materi dibuka dengan memberikan arti makna kata dari gairah, menulis dan puisi menurut KBBI yaitu :

Gairah = Kinginan, hasrat, keberanian, yang kuat, bersemangat.

Menulis = aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa atau menulis juga melahirkan pikiran atau perasaan lewat bahasa.

Puisi = 1. Ragam sastra yang bahasnya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.
            2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi irama dan makna khusus. 

3. Sajak
Puisi tidak terikat oleh rima dan mantar tidak terikat larik dalam setiap bait suku kata dalam setiap larik

Dramatik sastra puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang.

Puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra, bidal.

Mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah dan tegang.

Karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu hal itu dikemukan oleh H.B JASSIN.

Struktur Fisik Puisi (Unsur Wujud)
Bentuk = baris-baris
Diksi= pilihan kata indah dan memiliki makna yang dalam
Majas=  Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati 

Jenis Puisi yaitu : 

Puisi Lama yaitu puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris jumlah baris dalam 1 bait, rima dan suku kata dalam tiap baris.

Ciri-ciri Puisi lama :

Anonim, lisan, terikat aturan.

Jenis-jenis puisi lama yaitu :
    -Mantra = ucapan sakral/mistis
    -Pantun = bersajak a-b-a-b, 4 baris setiap 1 bait, 8-12 suku kata, baris 1 dan 2= sampiran, baris 3 dan         4 = isi
    - Seloka= pantun berkait dan bertaut
    -Talibun= pantun genap, barisnya terdiri6, 8 atau 10 baris


Puisi Baru puisi tidak terikat aturan, bebas. Cirinya yaitu :

Rapi, simetris, rima teratur, pola sajak, dominan 4 baris.

Jenis puisi baru yaitu :
    - Balada = puisi berisi kisah/cerita
    -Hymne= pujaan menghormati Tuhan, pahlawan atau tanah air.
    -Ode= puisi sanjungan
    -Epigram =tuntunan/ajaran hidup
    -Romansa= percintaan
    -Elegi= ratapan kesedihan
    -Satire= sindiran

Begitulah materi yang sangat jelas diberikan, nah untuk penulis pemula banyak yang memilih puisi baru. Beliau juga memberi motivasi agar semangat menulis yaitu 3 M, eits, bukan itu ya, yang mencegah demam berdarah, tetapi memiliki kepanjangannya yaitu Menulis, Menulis, Menulis.

Oke, ya, Masya Allah luar biasa, kami para peserta pelatihan BM batch 25 dan 26 diberi kesempatan berkreasi membuat puisi. Sibuklah kami mengolah rasa dan menyalurkan melalui diksi yang indah, dan hebatnya lagi gerak cepat oleh bapak moderator, Pak Dail langsung menayangkannya ke blog, memanglah beliau the best la pokoknya.

Udahan ya, lemas besti. Terima kasih yang teka terhingga untuk pemateri dan tim lainnya. Go, semangat  BM PGRI.

      

Rabu, 25 Mei 2022

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

 Resume ke         : 4

Hari/ Tgl            : Rabu, 25 Mei 2022

Narasumber        : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator            : Helwiyah





Alhamdulillah, malam ini kembali belajar menuntut ilmu.  Kali ini dengan judul Menulis Buku dari karya ilmiah. nah, dari judulnya saja, bisa ditebak kali ini kami akan ke dunia non-fiksi. Sangat menarik, bukan?


Masya Allah, pematerinya sangat banyak prestasi dan memiliki  skill serta pengalaman dalam bidang kepenulisan karya ilmiah. Sangat inspiratif sekali.


Materi yang disampaikan dapat saya jabarkan sebagai berikut : 


I.  MENULIS BUKU DARI KTI


Alasannya yang pertama adalah ada nilai makna dan manfaat yang akan muncul. Jika KTI kita ketahui hanya untuk kalangan terbatas dan setelahnya tersimpan begitu saja. Nah, dengan diganti bentuknya menjadi suatu buku bacaan maka akan mencapai sasaran pembaca yang lebih banyak, diketahui masyarakat luas, bahkan mungkin menghasilkan cuan. Ada lagi yang lebih penting yaitu pastinya sangat menggiurkan untuk bapak ibu guru. Karena memang tuntutan ASN haruslah ada progres untuk peningkatan profesionalitasnya. Dan ini semua terekam dalam Angka Kredit. Hayo, mau naik pangkat nih kan ?  KTI menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka kredit bagi para guru ASN. Selain itu, poin buku lumayan tinggi pada ketentuan angka kredit sehingga ini sangat menguntungkan bagi bapak ibu guru.


 Langkah-langkah yang perlu untuk  mengubah KTI menjadi Buku adalah sebagai berikut :


 1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan bernilai jual.


Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh "Efektivitas SEM Berbasis Mind Map pada Mata Pelajaran Kimia untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa Materi Pokok Reaksi Redoks".


Judul ini merupakan judul skripsi yang terkesan kaku,  kurang menarik, terlalu ilmiah, panjang, dan berkesan membosankan untuk dibaca.


Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh

Coba diganti seperti ini :


"Metode SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21"


 Bagaimana? Langsung kesasaran, kan? Lebih singkat, padat dan jelas namun tidak terkesan kaku.


Perlu diperhatikan adanya perubahan pada DAFTAR ISI nya, ya.


Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa :

 

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah


BAB 2 landasan teori


Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika


Bab 4 hasil dan pembahasan


Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun, ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H), catat!


Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran


Bab 2( APA) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21


Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.


Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.


Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi :


2.1. hasil belajar


2.2. media pembelajaran


2.3. Modul


2.4. metode pembelajaran


2.5 pembelajaran SEMMI


 Jika kita konversikan bisa seperti ini jadinya :


 Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku.


 Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN


3.1. Pengertian media


3.2. jenis media


3.3. manfaat media


 Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku


Bab 4 mengenal modul 


4.1.pengertian modul


4.2. karakteristik modul


4.3.sistematika modul


4.4. kelebihan modul


dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.


 Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.

3. Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :


- Rumusan masalah


- tujuan penelitian


- manfaat penelitian


- definisi operasional


- hasil penelitian terkait


Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku


 4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.


 5.  Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang sepaket. Jangan malas membaca, ya.  Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.


 6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih up-date.

Sebagai contoh, judul diatas merupakan skripsi tahun 2011, tetapi ketika mengubahnya menjadi buku, saya kaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih menekankan kepada 4C yaitu keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreativitas. Artinya kita jangan terfokus pada KTI nya saja, lihat sekelilingmu! Sehingga, buku yang dibuat dapat dijadikan salah satu alternatif solusi pembelajaran sekarang ini.


7.Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya.


8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.


9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.


II.  Menulis Artikel ilmiah untuk jurnal dari KTI


Perhatikan judul yang harus :


- Ringkas dan informatif, jumlah kata kurang lebih 12 kata.


- Mengandung kata kunci dari topik yang diteliti.


- Tidak menggunakan kata pernyataan  penelitian  tentang apa yang telah diperoleh.


- Judul tidak harus ama dengan judul KTI.


- Hindari penggunaan singkatan, rumus, dan rujukan.


Setelah judul  pada Baris Kepemilikan mencantumkan data nama yang ditulis tanpa mencantumkan gelar, instansi jabatan akademik.


Next, abstrak berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan, sering latar belakang dan tinjauan pustaka tidak ikut dituliskan.


Kata kunci hanya 3-5 saja dipisahkan dengan tanda titik koma dan koma. tak usah pakai kata penghubung, ya. Ingat lho!


Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.


Metode penelitian jangan tulis rumus statistika, hanya subyek penelitian, desain penelitian, berupa bagan atau diagram, teknik pengambilan data, jangan lupa rujukan sumber metode tersebut.


Gunakan tabel atau diagram sebagai pendukung penyajian hasil penelitian. Kaitkan dengan teori yang sudah ada.


Simpulan berisi jawaban  dari rumusan masalah.


INGAT : Tulislah sesuai dengan TEMPLATE jurnal. Karena apa? Setiap pengelola memiliki masing-masing aturan mereka, jadi jika tak sesuai maka siap-siap saja di tolak. Begitu pesan  Beliau yang sangat melekat pada saya.


Materi pun selesai dilanjutkan dengan sesi pertanyaan yaitu :


P1. Bolehkah membukukan hasil KTI orang lain?


Jawaban : Boleh, asal izin dan tetap mencantumkan nama penulis ASLINYA.


P2.  Bagaimana cara mengubah tata bahasa  pada KTI untuk dijadikan sebagai buku?


Jawaban : Banyak membaca rujukan buku sejenis. Akrabin PUEBI juga.


P3.   Apakah dibutukan editor jugakah jika mengubah KTI menjadi buku?


Jawaban :  Narasumber menawarkan diri untuk membantu, Ya Allah baik banget, ya kan? Maulah juga jadinya ngirim naskah ke beliau biar dikoreksi, ups, hehehehe.


P4. Bolehkah setelah jadi buku, tambahin dengan opini atau perasaan si penulisnya?


Jawaban :  Boleh dengan syaratnya  pada bagian kelebihan dan kelemahan sehingga terlihat sisi positif dan negatifnya dan juga beri penguatan dengan teori ahli.


P5. Tips agar cepat bisa mengubah KTI menjadi buku?

        Kendalanya apa saja?

        Minta kalimat motivasi, dong?


Jawaban : Ikuti petunjuk, kendala rasa malas yang harus dilawan, berkaryalah di tengah kesibukan, utu sangat luar biasa.


P6. Adakah batasan lama KTI yang ingin dijadikan buku?


Jawaban : Biasanya 7-8 tahun. Usahakan  yang lebih up-date.


P7. Hipotesis apakah perlu jika sudah menjadi buku?

      Daftar pustaka KTI dan pada buku berbedakah?


Jawaban : tidak perlu perhitungannya cukup berupa kalimat. Sedangkan daftar pustaka  tergantung yang dimuat pada buku saja. Daftar pustaka KTI tidak semuanya ditulis pada buku.


P8. Bagaimana membuat tabel  yang simpel?


Jawaban : Pahami variabel terikat dan bebas dari penelitian, apa yang diukur oleh data. 


P9.  Bagaimana caranya jika ingin menerbitkan ulang KTI kita yang sudah menjadi buku?


Jawaban : boleh saja, sematkan kata REVISI.


P10. Apakah skripsi tentang media pembelajaran cocok dibukukan?


Jawaban :  Tentu saja sangat bagus itu.


Demikianlah resume saya kali ini, siapnya pun di jam cenderella. Sudah larut saja rupanya, tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. keasyikan dengan materi ilmu yang sangat penting ini tentunya. Biasanya saya ini sukanya menulis menghalu, kali ini disuruh ikutan yang serius seperti ini. Harus berulang-ulang saya membacanya. Maklumlah, biasanyakan di fiksi lho. 


Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kelas Belajar Menulis di bawah besutan Om Jay dan tim solidnya yang aduhai. Pada kompeten dan potensial semua. Jadi ingin ikutan seperti mereka nih jadinya. Semoga ilmu yang diberikan menjadi berkah, ladang amal, bernilai jariyah dengan pahala yang mengalir kepada narasumber kita, Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. serta moderator yang sangat komunikatif Ibu Helwiyah sekali lagi terima kasih yang tak terhingga.


Teriring doa yang tumpah, semoga kita selalu sehat semua. Saya sangat berharap dapat reward dari narasumber, boleh dong, dicolek resume saya ini termasuk yang 3 dipilih oleh Ibu. Hehehehe, maaf ya, resumenya masihan oleng juga ini.



Testimoni Beasiswa Penulis Pilihan

 #Beasiswapenulispilihan

#Indscriptcreatitive



Bismillah, Alhamdulillah. Sebelum ke testimoni saya ingin cerita sedikit tentang saya, ya. Saya itu mulai terjun di dunia literasi sejak awal tahun 2020. Saya menjadi pegiat literasi diawali dengan mendirikan Taman Bacaan Mandiri(TBM) dengan nama "Cahaya Angkasa".

Sejak kecil suka membaca, banyak memiliki koleksi buku. Hal itulah alasan pertama saya ikut tergabung dengan gerakan literasi TBM di bawah naungan Gol A Gong tersebut.

Saya pun banyak memiliki teman sealiran, terutama para penulis. Saya pun jadi ngiler ingin juga menelurkan karya berupa tulisan baik cetak maupun di platform, hal ini memicu saya ingin terus berkembang. Salah satu caranya adalah saya berburu ilmu kelas kepenulisan di media sosial. Bahkan terjun menjadi kontributor di berbagai event antologi.

Saat suatu hari, saya lupa tepatnya, rezeki menghampiri, di kenalkan dengan sebuah flyer yang menyatakan beasiswa untuk sebuah antologi. Saya pun tertarik bergabung, dalam sebuah grup di Telegram maupun yang di WhatsApp di bawah bimbingan leader Mbak Leni Nurindah. Wah, ternyata setiap minggunya kami harus menyetor naskah dengan tema yang sudah ditentukan. Temanya pun asyik serta menantang. Saya kebagian di Batch 25 dengan tema IKHLAS, setelah itu saya ikuti semua tema berikutnya. Rasanya rugi untuk dilewatkan, saya berusaha keras mencari ide dan menuangkannya ke bentuk deretan aksara yang penuh makna dan bermanfaat untuk pembaca tentunya. Semangat!

Jumlah kata pada naskah hanya 300 kata, sering saya kebablasan. Sehingga saya harus edit serta revisi kembali.  Belum lagi bagaimana membagi waktu dengan dunia nyata, dikejar-kejar DL. Sangat seru sekali! Selain itu kami pun membahas tentang kepenulisan mau pun hal lain. Tentunya membuat terjalinnya rasa persahabatan dan silaturahmi antar penulis.


Rasa syukur yang tak terhingga kepada Tuhan yang Maha Esa, dan ucapan TERIMA KASIH kepada Bapak Prof. Budi Rahardjo yang telah memberikan sumbangsihnya kepada kami, agar mampu terus berkarya. Semoga dilingkupi keberkahan, sehat sekeluarga dan murah rezekinya.


Sembari menjura, saya pun sangat berTERIMA KASIH kepada Teh Indari Mastuti  yang menyediakan dan sebagai pembuka jalan bagi kami terus bertumbuh dan berkembang bersama INDSCRIPT CREATIVE. Sukses selalu, dan terus bergerak!


Masya Allah, tabarakallah, berkah menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Aamiin ya rabbal alamin. 

Senin, 23 Mei 2022

Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku

 Resume        : 3

Hari/Tgl        : Senin/ 23 Mei 2022

Narasumber    : Rita Wati S. Kom

Moderator        Rosminiyati


Alhamdulillah, pelatihan Belajar  Menulis malam ini memasuki materi ke 3. Walaupun sedikit repot dengan kesibukan di dunia nyata, akhirnya, ketika akan terlena ke alam mimpi, maka saya membaca materi, sendirian. Lalu membuka laptop dan membuat resume ini. Saya lihat sudah ada beberapa peserta yang setor tugas. Wah, kali ini, diriku sedikit terlambat.


Baiklah, adapun materi kali menampilkan narasumber yang  tak kalah hebat dari yang sebelumnya. Seorang perempuan bernama Rita Wati, S.Kom yang berasal dari Tanjung Pinang, Kepri.  Tim solid Om Jay, memang tak diragukan tentunya. Melihat dasar pengalaman serta profilnya memang memberi inspirasi dan menularkan semangat. Bagaimana menjadi penulis dan berproses dan hingga ke pencapainnya kini, telah menjadi kurator dan diundang sebagai narasumber untuk memberikan materi di berbagai acara. Serta menjadi Guru Inspiratif  Terbaik Kemendikbudristek 2021.  

Materi diawali dengan sebuah pertanyaan yaitu apa yang kita inginkan dari tujuan ikut kelas Belajar Menulis.Pertanyaan berlanjut tentang cara untuk mewujudkan impian banyak peserta yang ingin menjadi penulis yang akan mengahsilkan karya cetak.


Selanjutnya adalah kami disaran untuk action, karena ini penting dilakukan dengan diiringi mengatasi berbagai kendala di awal sebagai penulis pemula yaitui :


1. Susah ide

2. Miskin kosa kata

3. Sulit merangkai kata

4. Menunda-nunda

5. Bingung mau menulis apa

6. Tidak Percaya Diri

7. Bingung mau dimulai dari mana

8. Merasa tulisannya jelek tidak layak dibaca

Saran beliau juga kita harus rajin membaca, membaca bisa saja bukan hanya membaca buku, tetapi bisa juga membaca kondisi suasana. Apalagi? Ada lagi, yaitu harus rajin mengikuti tantangan agar memberi semangat untuk merangsang dan menghasilkan sebuah tulisan.

Ada beberapa point yang harus diperhatikan juga jika ingin mengetahui Rahasia Menulis dan Menerbitkan Buku dan Berprestasi yaitu :

1. Motivasi menulis

Acuan atau dasar yang membuat kita semangat untuk menulis.

2. Tulis aja dulu

Apapun ide yang terlintas di benak, tuliskan saja.

3. Tuntaskan ide menulis edit bisa saja belakangan

4. Harus Berlatih

Menulis adalah skill oleh karena itu harus terus dilatih. Mulailah dengan beberapa kosa kata sedikit terlebih dahulu, dan semakin ditingkatkan setiap harinya.

5. Konsisten

6. Membuat peta konsep

7. Ikuti berbagai antologi

8. Ikuti berbagai perlombaan, kompetisi yang semakin mengasah diri

Awalnya mungkin kalah, coba lagi, coba lagi, jangan menyerah terus berjuang, begitu katanya menyemangati.

Ada hal yang paling mendasar yaitu kita harus memperhatikan kaidah-kaidah dasar  penulisan. Lebih lengkapnya kita bisa download PUEBI dan install  KBBI V. Kemampuan swa-sunting sangat perlu bagi penulis, meskipun ada editor, setidaknya tulisan kita tidak banyak terdapat kesalahan.

Memasuki sesi tanya jawab dengan pertanyaan yang sudah saya singkat 

P1

Apa kiat khusus agar tidak writer's block di tengah jalan?

Jawab : Buatlah out-line


P2

Bagaimana membuat opening yang menarik?

Jawab : Bisa saja dimulai dengn qoute, puisi atau akronim bahkan dengan dialog yang kuat.


P3

Bisakah majalah sekolah yang ditulis anak-anak dibukukan?

Jawab : Sebaiknya lebih disfesifikasikan lagi dengan khusus. Misalnya untuk antologi cerpen atau antologi puisi.


P4

Apa saran bagi saya yang telah menulis biografi lalu takut ditolak?

Jawab : Saran carilah penerbit Indie saja dulu.


P5

Bagaimana mengetahui kalimat efektif atau tidak?

Jawab : Baca berulang-ulang, naskah diendapkan lalu baca lagi, koreksi dan revisi, dari teknis kepenulisan dan isi naskahnya.


P6

Bagaimana tulisan kita agar membuat orang tertarik, notabene bukan penulis pemes, gitu lho?

Jawab : Kembali ke tujuan awal, harus sabar dan butuh proses.


P7

Bagaimana mengatasi kesulitan menulis?

Jawab : Harus banyak membaca  lalu membiasakan menulis.


P8

Bagaimana blog kita menarik dan memilih konten yang berkualitas?

Jawab : Jawaban hanya mengenai konten berkualitas, bagaimana blog menarik terlewatkan. Konten berkualitas tidak mengandung SARA dan tidak plagiat.


P9

Bagaimana tulisan agar mengalir natural?

Jawab : Tulislah yang dikuasai, baca ulang maksimal 3 kali dan dengan suara keras.


P10

Bagaimana memunculkan rasa percaya diri?

Jawab : Posting saja dan rajin membaca.


P11

Bagaimana tulisan kita biar nge-fell?

Jawab :  terus berlatih


P12

Bagaimana mengatur waktu untuk menulis?

Jawab :  Kita atur waktu sesuaikan dengan diri sendiri, tentunya setiap orang berbeda kesibukan.


P13

Bagaimana melawan rasa malas menulis?

Jawab : Ingat tujuan awal.


P14

Bagaimana memilih ide untuk menulis buku?

Jawab : Buat Out-line


P15

Bagaimana menghadapi kendala menulis dua kali kerja, tulis tangan dan mengetil di laptop?

Jawab :  Buat poin penting dan eksekusi langsung jangan ditunda-tunda.


P16

Jika ada ide lalu menghilang?

Jawab : Foto bisa untuk dokumentasi, catat point penting juga.


Baiklah, terima kasih yang tak terhingga atas ilmu yang tercurah, dan semoga berkah.


cukup sampai batas itu saja resume yang saya buat. Malam makin mencekam. Hanya ditemani suara kipas angin yang terdengar lebih nyaring dari biasanya. Secara, lagi sunyi, sih, ya. Ok, bye-bye deh. Jumpa lagi di resume berikutnya.



Minggu, 22 Mei 2022

Komunitas Penulis Pelalawan (KPP)


Berawal dari keinginan untuk saling sharing dan berkomunikasi mengenai dunia kepenulisan. Maka muncullah ide membuat grup ini. Mulailah dengan membentuk grup Whatsapp  dan menyebarkan linknya.

Alhamdulillah, pesertanya juga langsung terisi, lumayan. Baik itu memang passionnya sebagai penulis. Ada juga yang memang tertarik dan katanya ingin juga menjadi penulis.

Ok, hal pertama yang saya lakukan perkenalan sesama anggota dengan segala keriuhannya. Selanjutnya adalah menjelaskan misi dan visi dari komunitas yang disingkat dengan KPP ini.

Yaitu sebagai berikut :

Visi : 
🌹Menjadikan komunitas Silaturrahmi Penulis Pelalawan  sebagai wadah untuk mengembangkan, belajar, serta berbagi dalam bidang kepenulisan.
🌹 Menjadikan KPP sebagai wadah untuk saling mengenal antar penulis atau penggiat literasi khususnya wilayah kita Pelalawan


🍁🍁🍁

Misi :

🌹Memberikan ilmu yang bermanfaat seputar kepenulisan atau literasi.

🌹Memotivasi agar semakin semangat dan giat dalam menulis.

🌹 Saling berbagi mengenai sejarah dan nilai-nilai yang ada budaya yang ada di daerah kita ini, khususnya Melayu Pelalawan.

🌹 Bekerja sama dalam meningkatkan minat kepenulisan bagi semua.

🌹 Melakukan kegiatan bermanfaat dan seru lainnya. Seperti quotes, puisi, pantun, cerpen, atau game atau seseruan gitu. 
 

Semua anggota setuju dengan visi dan misi tersebut.

Hari-hari berikutnya tentunya diwarnai percakapan seputar dunia literasi dan salin berbagi ilmu pastinya.

Arisan dan Prioritas

 

Selesai menyusun barang-barang bersama Si Amat---kenekku, lebih tepatnya kami sebenarnya sama saja, karena kami terkadang gantian menjadi supir. Cuma seringkali jam terbangku lebih banyak dibanding Amat. Ia hanya menggantikan jika aku lelah tak tertahan atau ngantuk berat. Aku segera mengambil posisi di belakang kemudi, disusul beberapa penumpang yang tadinya masih di luar, memasuki bus. Aku melirik lewat kaca, memperhatikan aktivitas mereka. Sudah duduk manis di bangkunya masing-masing. Tak lama kemudian Amat muncul dengan senyum semringah. Dia selalu begitu, terlihat ceria. Sebelum Ia mengambil posisi duduk di sampingku. Ia menghadapkan badannya ke arah para penumpang.

 

“Siap semua, kita berangkat!” serunya, lalu mulutnya bergerak pelan membaca doa bepergian dengan lirih. Dia memang lebih taat beragama dibanding denganku yang masih suka bolong dengan ibadah.

 

“Siap!” Sahutan serempak terdengar.

 

“Lanjut!” Serunya  Si Amat kepadaku.

 

“Yo!”

 

Hanya beberapa saja yang menyahut, yang lain banyak memilih diam. Bersiap menikmati perjalanan yang memakan waktu lama melintasi antar provinsi.

 

“Musik, Pir. Jangan lupa,” celetuk seorang anak muda bertopi hitam yang duduk tepat di belakangku. Diikuti anggukan teman wanitanya yang juga memakai warna baju senada.

 

Aku bersiap mengemudikan bus, membelah jalanan. Beriringan dengan kendaraan lain. Musik lagu dangdut koplo dan pop mengalun keras yang disetel oleh Amat. Hari ini perasaanku tidak nyaman. Karena sebelum berangkat kerja terjadi pertengkaran hebat di rumah. Istriku membuat kesal dengan desakkannya yang terus menderaku. Dia meminta uang dengan jumlah yang tidak sesuai dengan pendapatanku. Hal ini terjadi karena Ia ikut arisan sekali seminggu yang harus di bayar tepat waktu. Sebagai suami aku sebenarnya mendukung jika itu bisa dianggap sebagai menabung. Karena ketika mendapatkan arisan Ia terlihat sangat bahagia, dan ada target barang yang sudah diimpikannya akan dipesannya melalui belanja online. Kami belum memiliki momongan selama dua tahun pernikahan berjalan. Semula berjalan mulus, tetapi wanita yang kunikahi secara siri itu, justru menambah nilai nominal arisan di perumahan kontrakkan kami itu tanpa berkomunikasi dulu denganku. Aku semakin keteteran, kewalahan mengelola membagi penghasilan. Istri tua dan kedua anakku juga butuh untuk aku nafkahi. Timbul rasa penyesalan mengapa sampai terjebak berpoligami. Tanpa sadar dengan diri yang belum mampu adil dalam banyak hal. Sementara untuk kebutuhan hidup saja terkadang aku bisa terjebak hutang dengan bos maupun dengan teman sesama supir.

 

Aku terkesiap, dengan cepat menginjak pedal rem, memutar kemudi kearah kiri jalan dengan cepat. Bus semula dengan kecepatan tinggi itu pun menimbulkan decitan suara gesekan ban dengan aspal. Jeritan suara dari beberapa penumpang wanita terdengar keras. Bus pun berhenti dengan posisi sedikit melintang. Didukung keadaan hanya ada bus kami serta sepeda motor yang kuhindari itu saja yang melintas di jalan. Jika tidak, bisa saja akan mengakibatkan kecelakaan. Aku tadi hanyut dalam lamunan, termenung, karena memikirkan istri ke duaku, sehingga kemudi oleng tanpa sadar hampir saja menyenggol sepeda motor yang  berlawanan arah dengan kami. Untung saja aku tadi sempat membanting setir ke kiri dengan cepat tanpa sempat menyentuh pembatas jalan.

 

Kami semua berwajah tegang.  Karena di rem secara mendadak, banyak yang posisinya merosot ke depan. Bahkan ada penumpang yang memegang keningnya yang terbentur dengan kursi di depannya. Nenek yang duduk di tengah, berwajah pucat, sampai berulang kali mengucapkan istigfar sembari mengelus dadanya. Anak kecil di sisinya menyodorkan minuman botol, terlihat khawatir dengan kondisi wanita renta tersebut..

 

“Hati-hati, Pir!” protes penumpang. Terdengar suara sosok pria berbaju kaos berkerah yang sedang berdiri menampilkan wajah bengis.

 

Suasana riuh seperti suara-suara lebah tidak begitu jelas. Karena hampir semuanya seperti mengerutu mengeluarkan sumpah serapah.


“Kenapa Lu? Ngantuk? Ya udah gantian, sini!” Si Amat bersiap berdiri menganti posisiku.


“Masam aja muka tu kutengok dari tadi pagi?”ucapnya sembari mulai menjalankan bus.


Aku hanya diam tertunduk. Sakit kepala menyerang. Ke rumah istri sah, berantem karena ia mulai curiga dengan tindak tandukku yang mulai berubah.. Ke rumah istri kedua juga ribut karena ia menadah tangan lima ratus ribu harus tersedia dengan segera untuk tagihan arisannya yang baru dimulai.


“Pusing aku! Kelahi terus di rumah!”


“Tu kan, apa gue bilang. Elu sih nurutin hawa nafsu aja, mo poligami juga!” cetusnya dengan senyum mencebik dan mengelengkan kepalanya.


“Selesaikan masalah yang telah Lo mulai. Pesan gue satu lagi ni, Nton. Ketika Elo bawa bus ada tanggung jawab berat, nyawa penumpang prioritas utama, konsentrasi penuh mengendarai!”


Aku mengangguk tanda setuju, walau perasaan kalut masih melanda. Pekerjaan yang kulakukan tak boleh lalai. Karena ada jiwa yang harus  kuantar ke alamat tujuan dengan selamat. Aku harus profesional sebagai orang yang hidup di atas roda, menghabiskan waktu di jalanaan, walau mungkin  akan sial dalam hidup rumah tangga karena ulahku sendiri. Tembang legendaris P.Ramlee dilantunkan ulang oleh band Ahmat Dhani yang berjudul ‘Madu Tiga’ mengalun di dalam bus. Aku tersindir!

 

Sabtu, 21 Mei 2022

Kumpulan Cerpenku

"Itu judul buku, kok bisa gitu?" celetuk salah seorang temanku.

Aku tersenyum tipis, selanjutnya berkata, "Karena isi buku di dalamnya campur sari, gitu, berbagai genre dan berbagai macam cerita baik yang fiksi maupun kisah nyataku sendiri."

Setelah mendengar penjelasanku, dianya mengangguk dan dengan cepat mengeluarkan uang dari dompet serta memberikan uang merah selembar.

Aku kaget dong, tanpa susah payah aku mem-follow-up atau presentasi akhirnya closing, gaes

"Wah, makasi ya, ni, kembaliannya, selamat membaca, deh," ucapku dengan semringah.

Begitulah yang namanya rezeki jika sudah menjadi takdir kita, ya, nggak akan kemana. Itulah pengalaman pertama bertemunya buku "Entahlah, Ngalur Ngidul Ngawur" menemukan pembacanya.

Percayalah tidak ada tulisan receh, adanya tulisan kece. Terus semangat menulis dan lakukan itu dengan konsisten. Insya Allah cuan dan lainnya ikut menyertai. Niatnya di awal hanya mengeluarkan ide dan tentunya pesan moral melalui deretan aksara.

O. iya, lupa. Sekilas mengenai buku tersebut. Buku itu berjumlah 191 halaman diterbitkan secara GRATIS dan semuanya, termasuk lay-out dan editornya disediakan oleh mereka. Penerbitnya namanya adalah PRABU21, rumahnya sejuta penulis.

Berikut blurbnya ya :

Ketika kata"entahlah" terucap itu bukan hanya berarti sebuah ketidaktahuan.

Namun, sebenarnya bisa jadi sebuah ungkapan kepasrahan dari tanggapan yang diberikan, yang tidak tahu lagi harus berkata lagi.

Kupilih kata "entahlah" menjadi judul pada buku ini yang berupa kumpulan cerita pendek, yang ngalur ngidul ngawur.

Ya, hanya bacaan ringan, tetapi begitu sarat  makna.

Besar harapan, manfaat bukan hanya untuk hiburan semata, ambil sisi positifnya. Jadilah, entahlah ....
 

Bu Guru, I Love You

Sebuah karya solo perdanaku, dari judulnya saja dapat ditebak bercerita tentang seorang guru dan dunia pendidikan.

Hal ini tak lepas dari latar belakang saya yang juga berprofesi sebagai guru tentunya. Bukankah bagi seorang penulis pemula, tulis saja tentang dunia yang kamu kuasai, yang dekat dengan kehidupan.

Mulailah saya berimajinasi dan berhalu ria. Penulisan buku itu memakan waktu 21 hari. Setiap hari saya wajib mengetik satu bab atau 1000 kata lebih, nah jadi buku yang berjumlah 173 halaman itu totalnya 21 bab.

Proses selanjutnya lama di editing serta revisi beberapa bagian. Lalu naik cetak ditanggani oleh penerbit Pilar Pustaka yang mengurus semua lay-out dan menyediakan editor. Editor bernama Any Sukamto, beberapa kali kami konsultasi dan merapikan kembali naskah.

Hampir sekitar sebulan lebih menunggu, akhirnya percetakan di mulai setelah voting cover yang disediakan dua pilihan warna tepat di hari valentine day dan imlek.

Ada pun blurb cerita tersebut sebagai berikut :

Rania seorang gadis yatim yang bekerja sebagai guru honorer. Ia tak menyangka ketika akan menanggani siswa yang bermasalah justru terlibat jauh dengan masalah keluarga siswa tersebut.

Bagaimana Rania menyelesaikan masalahnya dengan Dimas---siswanya tersebut? Papanya Dimas yang semula dingin akankah berubah sikap? Apa yang harus dilakukan oleh Rania menghadapi kekasihnya yang posesif? Bagaimana pula ia menghadapi kenyataan pahit akibat ulah aksi mamanya Dimas yang jahat?

Itulah sekilas alur cerita yang dapat dijabarkan.

Adalagi, dalam buku tersebut tentunya ada pemahaman, atau suatu pesan amanat yang ingin saya sampaikan. Tercermin dari pola tingkah laku atau dialog para tokohnya. Penyisipan secara tersirat pastinya.

Oke, siapapun kamu, jika berminat ingin memesan buku tersebut bisa menghubungi kontak wa berikut ini 0852-7198-8884 atai inbox di messenger efbe dengan nama akun Ayue Mega Bunda Aliqha. Cekidot! 



 

Jumat, 20 Mei 2022

Menjadikan Menulis sebagai Passion

 Resume  ke         : 2

Gelombang           : 26

Tanggal                 : 20 Mei 2022

 Tema                    :  Menjadikan Menulis sebagai Passion

Narasumber           : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd

Moderator              : Widya Setianingsih



Masya Allah, tak berhenti saya berdecak kagum dengan kelas materi kepenulisan PGRI ini. Begitu banyak ilmu yang bermanfaat dan role model yang sangat menginspirasi tentunya.


Malam ini bertepatan tanggal bersejarah bagi bangsa kita yaitu hari kebangkitan Nasional seiring dengan momentum semangat saya kembali BANGKIT juga karena mendapat pencerahan dari bunda Kanjeng atau bernama asli yaitu Dra. Sri Sugiastutu, M.Pd, ada lagi yang lebih keren beliau juga dijuluki Ratu Antologi karena karyanya yang sudah seabrek.


Melihat profil beliau, patutlah kita terucap kata "Waw", ternyata usia yang menurutnya tak muda lagi bukan menjadi suatu halangan untuk terus belajar dan menghasilkan karya. Berawal dari hobi beliau sewaktu kecil adalah membaca. Lalu keinginan untuk menulis yang terpendam seakan mati suri akhirnya bangkit di usia yang tak muda lagi. Tak ada kata terlambat, ayo menulis  begitu katanya.


Materi beliau malam ini sangat menggena bagi kami yang pemula. Mencoba untuk meneguhkan hati agar konsisten dan memiliki komitmen untuk setia pada dunia kepenulisan. Tentunya mengalami berbagai hambatan dan kendala, nah, beliau menularkan semangat serta motivasi agar selalu mampu mencari solusi untuk bisa berjuang menghasilkan karya.


Sebenarnya materinya sangat banyak dan semuanya daging semua, alias sangat bermanfaat. Diawali latar belakang mengapa dunia kepenulisan meruapakan pilihan yang tepat untuk kita ambil. Selanjutnya menelaah berbagai kendala dan hambatan. Alasan dan motivasi menulis sebagai dasar kita akan teguh sebagai pegiat literasi. Tak lupa diberi tips langkah-langkah menjadi penulis yang baik serta tahapan mendetail yang dimulai dari menggali ide sampai ke proses terbit.


Peserta sangat antusias, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang meluncur. Saya pun tergelitik ingin bertanya dengan mengajukan bagaimana sih, menurut beliau agar bisa mengatur waktu untuk menulis. Saya sangat puas dengan jawabannya yaitu kita harus disiplin dan memiliki target yang ingin dicapai jika perlu kita buat tenggat waktu agar kita tidak lalai. Waktu-waktu yang harus disisihkan senyamannya kita, mungkin di pagi hari atau malam, asal ada ide atau hal yang akan dituliskan, maka akan lancarlah waktu yang dibutuhkan.


Saya juga menyimak berbagai jawaban dari rekan lainnya yang mengenai semangat mood menulis stabil, agar tidak kehabisan ide, membangun rasa kepercayaan diri, menggali potensi diri, strategi menulis, bahkan ada yang bertanya mengapa beliau bisa dijuluki Bunda Kanjeng, mungkin sangking penasaran ya, para pesertanya. Semua itu dijawab oleh pemateri dengan voice yang merdu, jelas, dan lemah lembut. Layaknya seorang IBU yang sedang memberi wejangan.  Sangat adem, saya mendengarkan bisa nyambi ngerjakan tugas lain.


Satu lagi, itu moderator juga cakep mengolah diksi terutama di pembukaan dan penutup. Untaian kata syahdu banget, buat kita jadi baper berasa dibagi puisi cinta deh.


So, tak lupa terima kasih yang tak terhingga, saya menjura, salam hormat dan salut yang teramat tulus. Terus menebar manfaat seperti   kalimat yang diucapkan Bunda Kanjeng tadi "SEBAIK-BAIK  MANUSIA ADALAH MEREKA YANG PALING BERMANFAAT UNTUK MANUSIA LAIN." SEMANGAT!

Kamis, 19 Mei 2022

Cinta Pertama

Pernah mengalami yang namanya cinta pertama? kapan? Mungkin ketika baru beranjak remaja masa pubertaskah. Atau bisa jadi setelah memakai seragam putih abu-abu bahkan mungkin ada yang saat sudah kuliah. Semula rasa itu asing lalu datang menerpa. Kegembiraan dan ketakutan  akan datang bersamaan.


Namanya yang pertama, tentu istimewa dan akan tersimpan dalam memori dengan melekat. Rasa debaran itu begitu mampu membuat tersenyum cengesan sendiri. bahkan seperti orang gila, kebayangkan.


Segala hal rasanya indah, bukan itu saja. Ada bayang selalu mengikuti, begini deh. lihat dinding seakan ada dia di situ, lihat lantai ada dia di situ, bahkan buka panci, juga ada bayangnya di tutup panci. Lihat seseorang yang mirip si doi saja kita senyum malu, eh itu orang sampai bengong.


Jalan depan rumahnya dibela-belain meskipun muter lebih jauh lagi. Melihat atap rumahnya dari kejauhan aja begitu senangnya, ampun dah. Terus, lihat ayam yang lagi bermain di teras rumahnya juga bahagianya terasa. Anehkan? Ya, gitulah jika cinta pertama sudah melanda. penyakit akut yang sudah menyerang.


Seiring waktu, rasa cinta pertama itu mengalami berbagai hal. Ada yang menyatu menikmati masa indah, patah hati pertama juga ada, menyisakan rasa luka dan sakit berkepanjangan.


Rasa yang pertama itu tetap menjadi kenangan yang masih terukir dalam ingatan. Sulit untuk dihapuskan rasanya ada kegilaan yang tak mampu dijelaskan.

Rabu, 18 Mei 2022

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Resume ke          :1

Gelombang ke     :26

Tanggal                 :18 Mei 2022

Tema                    : Ide Menulis Bagi Guru

Nara sumber        : Wijaya kusumah, M.Pd

Moderator             : Dail Ma'ruf


Alhamdulillahirabbil alamin, saya sangat bersyukur bisa tergabung dalam kelas Pelatihan Belajar Menulis PGRI yang di batch 26. Malam ini Rabu, tertanggal 18 Mei 2022 kami mulai belajar. Semua peserta sangat antusias untuk menampung ilmu.


Tema perdana mengusung mengenai Ide untuk menulis. Kali ini dengan nara sumber yang luar biasa, tak tangung-tangung founder Kelas Pelatihan Menulis PGRI  yaitu Bapak Wijaya Kusumah, M. Pd. yang biasa dikenal dengan panggilan Om Jay turun gunung langsung. Beliau saya lihat di profilnya sudah sangat tinggi jam terbangnya serta telah mumpuni di bidang tulis-menulis khususnya di Blog.


Pemaparan beliau menyatakan bahwa menulis itu harus dimulai dan harus dibiasakan secara konsisten. Karena apa, segala hal bisa menjadi sumber ide. Foto dan  video yang kita dokumentasikan lalu bisa dijabarkan dengan narasi. Teruslah menulis dan menulis nanti akan menjadi kebiasaan.


Beliau menyarankan agar kita menulis di Blog. Dengan alasan di Blog kita bebas berkreasi menulis serta diberi tips agar kita sebagai penulis pemula di Blog bisa optimal. Yaitu belajar pada yang ahlinya, serta buatlah judul yang menarik, jangan lupa menulis setiap hari dan menyebarkannya di media sosial. Terakhir, rajinlah blog walking.


Pesan yang sangat melekat adalah jadikanlah menulis itu kebutuhan, seperti makan dan minum. Kalimat saktinya adalah :


Menulislah setiap hari dan lihat apa yang akan terjadi


Demikian sekilas resume yang dapat saya buat. Terima kasih atas ilmu serta motivasi yang telah ditularkan. Semoga kami bisa mengikuti jejak Om Jay. Semangat terus untuk menulis setiap hari. Ayo, kita action. Semoga sehat selalu dan tak lupa ilmu yang diberi menjadi ladang amal dan pahala jariyah yang terus mengalir untuk Om Jay. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Sabtu, 14 Mei 2022

Entahlah

Aku menghela napas, pantulan wajahku dicermin terlihat kuyu dan tidak bersemangat. Pikiran melayang, ke mana-mana.


Hati sedang mengingat seseorang yang beberapa hari ini sangat mengalihkan duniaku. Sosok lelaki yang bukan layak untuk lagi diganggu gugat, alias suami orang.


Mau jadi pelakor? Nggak lah. Entah hati ini salah pula dia meletakkan rasa, terus logika seakan terkalahkan begitu saja. Dasar!


Tiba-tiba tubuhku tersentak mendapati pada cermin yang kulihat dengan pandangan kosong. Pada kiri dan kananku muncul sosok dengan wajah mirip denganku yang membedakan hanya sebelah kanan dominan warna putih, ekpresi lembut dan hei, ada sayapnya. Kebalikannya di sebelah kiriku serba hitam paras wajah yang bengis.


"Lanjutkan imajinasi dan raihlah, kau layak bahagia!" seru si Hitam.


"Tidak! Jangan! Ingatlah, mau kau jadi pelakor?" balas si Putih dengan nada lembut.


Aku masihan bingung, kepalaku menoleh ke kiri dan ke kanan.


"Aku, tak tahu, aku-" Aku tergemap, masih merasa aneh sekarang.


"Sayangkan jika dilewatkan, lelaki segagah itu," ucap si Hitam meyakinkan.


"Kamu yang tergila-gila dengannya, sementara dia, mana peduli, yakin kau dicintai, hah!" Kali ini si Putih berkata dengan nada sedikit menghentak seakan menyadarkanku.


Benar kata si Putih, apalah aku hanya wanita biasa banyak memiliki kekurangan. Harus sadar diri bukan gadis belia, perawan dan masih mulus seperti dulu. Nyatanya aku harusnya rendah diri. Dia begitu memesona dengan segala kelebihannya. Diriku gila.


"Dia juga memiliki kekurangan, yang istrinya ketahui, kamu jangan membuat celah, membuka peluang, kamu harus bersyukur dengan hidupmu, apa yang kau cari lagi. Anak-anakmu lihat." Si Putih panjang lebar kali ini berbicara.


"Ah, apalah kau ini, dia itu butuh itu, haknya dong inginkan bahagia juga, urusan yang lain nanti saja dipikiran." Si Hitam nyolot.


"Tidak bisa!" Putih emosi.


"Apanya yang tak bisa. Bisalah!"


"Tidak boleh!"


"Boleh!"


Aku yang mendengar si Hitam dan Putih bersahut-sahutan akhirnya, naik emosi.


"Cukup!" Aku menutup kedua telinga dengan telapak tangan.


"Kalian bertengkar lanjut di luar sana, gih!"


Aku berdiri dari duduk, menuju ke ranjang berlalu melewati mereka berdua. Dua-duanya memasang wajah bengong. Biarin, sesekali aku marah pada hal yang membuatku harus memilih. Entahlah, tepok jidat, kepalaku mendadak berdenyut.


Perasaan Anak Broken Home

Tawa derai yang dulu tercipta dalam kebersamaan. Hangatnya suasana kelurga dalam canda suka maupun duka. Saling berbagi rasa dan mencurahkan kasih sayang. Merupakan kenangan yang terpatri dari seorang anak ketika menjalani kehidupan dalam suatu keluarga.


Tiada seorang anak pun di dunia ini menginginkan dicap anak broken home. Ketika keadaan tak lagi sama, semua terasa berbeda karena entah karena keegoisan orang tua semerta. Mereka inginkan bahagia sesuai versinya.


Dihadapakan dengan situasi sulit, apalagi harus memilih di antara satu, ikut ibu atau ayah. Jangan kira terlihat kami biasa saja. Ada luka yang penuh sayatan perih terasa.


Ada yang asing, perasaan tak lagi nyaman.Tiada lagi rasanya tempat mengadu. Apalagi jika masing-masing mereka telah melabuhkan cinta pada orang baru. Mulailah ada kata tiri pada silsilahku.


Ada rasa iri ketika melihat mereka atau anak-anak lainnya  yang dilindungi dan hidup dalam belaian kasih kedua orang tua.


Percayalah, perceraian secara baik-baik pun menyisakan jejak luka yang terekam pada diri anak yang polos. Luka berdenyut pedih, terlalu dalam, bahkan seumur hidup tak akan hilang. Itu aku, hiks. 😭😭😭😭

Pantulan

Sesuatu berimbas balik, ya kata kuncinya saling. Ada keterkaitan, hubungan timbal balik yang bisa terkadang kita sadari atau bahkan terlupakan.


Bisa saja yang terjadi itu tidak lepas dari reaksi dari diri sendiri lalu ke orang lain maupun sebaliknya. Ada value atau nilai yang harus dimunculkan terlepas dari karakter yang ditampilkan. Kali ini aku sedikit bingung juga dengan apa yang kutulis. Hehehe, ada-ada saja ya, akunya.


Intinya gini, deh. Sikap orang lain terhadap kita adalah reaksi atas apa yang telah kita lakukan. Seringkan kita mendengar ketika kecil dimarahin atau diberi nasihat. Kira-kira begini kalimatnya, jika kamu tidak ingin sakit dicubit maka jangan mencubit orang lain. Ya, kan. Tepatnya ada pada kalimat keren ini : Change yourself first and world will follow then


Balasan atas sikap atau perlakuan seseorang memang tidak mutlak, kebanyakan begitulah kejadiannya, Bagaimana pula seseorang yang mencoba apatis dengan sikap seseorang yang selama ini mati-matian dia perhatikan. Nyatanya sampai pada batas di mana sudah merasa muak. Memilih untuk diam dan mengabaikan. Sama seperti cinta yang tak diperhatikan, sikap kebencian yang tak digubris juga ternyata menyakitkan.


Seseorang membenci kita, dan kita tidak perlu memikirkannya. Mungkin dia akan merasakan sakit berlipat, yah, tanpa membalas atau melakukan hal menyakiti. Ternyata cukup dengan : abai. 

Fiksi Koruptor Part 2

Mas Danu dan aku baru saja melaporkan hasil penjualan mobil kepada bapak serta sekalian bukti uang yang telah diserahkan ke pihak mesjid. Semuanya. Secarik senyum puas tergambar dari wajah bapak.


Padahal tanpa sepengetahuan yang lainnya, aku dan Mas Danu berhasil membuat data palsu. Uang penjualan itu sepenuhnya kami ambil dan kami jadikan untuk pengambilan uang muka mobil baru. Sisanya tentunya akan kami habiskan.


Aku kini sedang menikmati hobi belanjaku, beberapa koleksi perhiasan dan segala penunjang penampilanku segera terpenuhi. Begitu juga dengan Mas Danu sudah pun memamerkan mobil mungil kami berupa mobil merek sedan keluaran terbaru. 


Bapak tersenyum melihat kami begitu berbahagia. Sempat ia penasaran dan bertanya dari mana kami mendapatkan uang yang banyak. Maka tercetuslah bahwa kami baru mendapat pinjaman dana segar dari salah satu teman Mas Danu, jawabku berkilah.


"Oh, Bapak hanya mengingatkan, jangan ikuti jejak, Papa ya, Nak. Hidup dengan penyesalan itu sungguh menyiksa." Ia mengingatkanku.


Akunya hanya tersenyum getir lalu cepat menunduk, mengangguk. Padahal sedang menyembunyikan mukaku yang terasa panas.


Beberapa bulan berlalu, tanpa ada hal berarti yang terjadi. Hingga saat itu tiba, saat aku baru saja bersiap mengantar Bapak untuk kontrol ulang berobat ke rumah sakit.


"Nay, Danu laju sikit, dada Ba-pak dah se-se-sak," lirih Papa.


Napas Papa tersenggal dengan dada yang turun naik. Ia kepayahan bernapas. Aku terkejut, begitu juga dengan Mas Danu yang langsung dengan spontan melajukan mobil. Kecepatan pada jalanan ramai, sesekali membuat Mas Danu mengerem mendadak, sampai-sampai menimbulkan decit bunyi gesekan ban pada aspal.  


"Cepeten, Mas!" seruku setengah  berteriak, aku yang duduk si samping Bapak begitu panik. Aku takut serangan jantung kali ini akan merengut nyawanya. Jarak rumah sakit masih ada sekitar sekilo lagi.


Baru saja mulutku mendesak Mas Danu, terdengar suara benturan yang amat keras. Seiring dengan goncangan dan menghantam tubuhku dengan kuat. Bapak yang berada di samping tak bisa kulihat lagi. Hentakan yang menyakitkan menjalari membuat remuk seluruh tubuh. Aku terpejam ketika merasakan lelehan dari kening cairan kental masuk ke mata. Sempat suara teriakan histeris tertangkap telingaku dan setelah itu gelap.


***

Next lagikah?


Pujian


Pernah dipuji? Pasti dong. Gimana, gimana rasanya. senang la ya. Suatu kekaguman orang lain kepada diri kita. Wah, melayang ke mana-mana. Bahagialah itu.


Kita semua suka akan pujian. Manusiawi! 


Tahukah kamu dibalik pujian itu ada beberapa macam motifnya, nah loh? selama hidup kita semakin dewasa dan mengerti suatu hal terkadang apa yang kita lihat maupun dengar tak selamanya seperti yang tampak, ya kan.


Ketulusan dalam pujian sangat jarang atau hanya sekadar basa-basi bahkan bentuk suatu rasa iri dengki yang dibalut dengan ucapan yang keluar dari bibir manis.


Pujian juga akan melenakan, seseorang akan termotivasi atau bahkan menjadi jemawa. Timbul rasa perasaan diri lebih baik dari orang lain, biasanya disebut ujub.


Seseorang pernah mengatakan begini, jika rasa ujub sudah hadir ingatlah di atas langit masih ada langit, masih banyak orang lain yang pencapaiannya lebih hebat dari kita. Oh, apakah ini akan melahirkan pula rasa rendah diri atau ketidak percayaan pada diri, tidak! Ya, kita akan seharusnya termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi ya.


Gitu ya, yuk saling memuji dan bergerak ke arah yang lebih maju. Pujian yang tulus tentunya. Ok

Kamis, 05 Mei 2022

Fiksi Koruptor

🚗 

Aku baru saja selesai membuatkan teh untuk Bapak. Segera aku antar ke teras, dia memang setiap sore sangat suka duduk di depan rumah. Saat aku menghampiri, bapak duduk bukan menghadap jalan, tetapi kursinya bergeser menghadap ke garasi.

 

Wajah yang banyak kerutan itu terlihat termangu menatap kosong pada mobil Innova putih yang terparkir.

 

“Pak, tehnya,” sapaku membuat beliau tersadar dari lamunan. Aku letakkan pada meja kecil di sisinya.

 

Lelaki yang berusia hampir enam puluh dua itu tersenyum hambar.  Dia menghela napas berat, seperti ada beban berat yang sedang dirasakan.

 

“Nay, kita jual saja mobil ini ya,” lirih Bapak berucap.

 

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...