Sabtu, 14 Mei 2022

Entahlah

Aku menghela napas, pantulan wajahku dicermin terlihat kuyu dan tidak bersemangat. Pikiran melayang, ke mana-mana.


Hati sedang mengingat seseorang yang beberapa hari ini sangat mengalihkan duniaku. Sosok lelaki yang bukan layak untuk lagi diganggu gugat, alias suami orang.


Mau jadi pelakor? Nggak lah. Entah hati ini salah pula dia meletakkan rasa, terus logika seakan terkalahkan begitu saja. Dasar!


Tiba-tiba tubuhku tersentak mendapati pada cermin yang kulihat dengan pandangan kosong. Pada kiri dan kananku muncul sosok dengan wajah mirip denganku yang membedakan hanya sebelah kanan dominan warna putih, ekpresi lembut dan hei, ada sayapnya. Kebalikannya di sebelah kiriku serba hitam paras wajah yang bengis.


"Lanjutkan imajinasi dan raihlah, kau layak bahagia!" seru si Hitam.


"Tidak! Jangan! Ingatlah, mau kau jadi pelakor?" balas si Putih dengan nada lembut.


Aku masihan bingung, kepalaku menoleh ke kiri dan ke kanan.


"Aku, tak tahu, aku-" Aku tergemap, masih merasa aneh sekarang.


"Sayangkan jika dilewatkan, lelaki segagah itu," ucap si Hitam meyakinkan.


"Kamu yang tergila-gila dengannya, sementara dia, mana peduli, yakin kau dicintai, hah!" Kali ini si Putih berkata dengan nada sedikit menghentak seakan menyadarkanku.


Benar kata si Putih, apalah aku hanya wanita biasa banyak memiliki kekurangan. Harus sadar diri bukan gadis belia, perawan dan masih mulus seperti dulu. Nyatanya aku harusnya rendah diri. Dia begitu memesona dengan segala kelebihannya. Diriku gila.


"Dia juga memiliki kekurangan, yang istrinya ketahui, kamu jangan membuat celah, membuka peluang, kamu harus bersyukur dengan hidupmu, apa yang kau cari lagi. Anak-anakmu lihat." Si Putih panjang lebar kali ini berbicara.


"Ah, apalah kau ini, dia itu butuh itu, haknya dong inginkan bahagia juga, urusan yang lain nanti saja dipikiran." Si Hitam nyolot.


"Tidak bisa!" Putih emosi.


"Apanya yang tak bisa. Bisalah!"


"Tidak boleh!"


"Boleh!"


Aku yang mendengar si Hitam dan Putih bersahut-sahutan akhirnya, naik emosi.


"Cukup!" Aku menutup kedua telinga dengan telapak tangan.


"Kalian bertengkar lanjut di luar sana, gih!"


Aku berdiri dari duduk, menuju ke ranjang berlalu melewati mereka berdua. Dua-duanya memasang wajah bengong. Biarin, sesekali aku marah pada hal yang membuatku harus memilih. Entahlah, tepok jidat, kepalaku mendadak berdenyut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...