Jumat, 04 November 2022

Umrahku dengan Travel Cahaya Hati


Kisah ini berawal dari suamiku yang diajak  oleh temannya untuk ikutan umrah. Akhirnya suamiku pulang ke rumah menyatakan bahwa akan daftar. Akunya kaget dan berucap,

"Memangnya ada duit kita Bang, cukup?" tanyaku dengan alis terangkat.

Hal itu aku tanyakan karena beberapa terakhir ini memang butuh uang untuk melunasi utang.

"Insha Allah, cukup. Secepatnya kita lengkapi bahannya, itu kemungkinannya bulan Oktober berangkatnya, masih ada sekitar waktu dua bulan kita persiapan," ucapnya meyakinkan.

Aku mengangguk dan sangat bersyukur memiliki suami yang begitu gigih serta mengajakku serta. Mulut tak henti berucap hamdalah.

Maka kami pun mulai menabung serta menghemat anggaran belanja. Selanjutnya mempersiapkan segala administrasi yang dibutuhkan seperti perpanjangan paspor yang selama ini sudah tidak berlaku lagi. Tiga kali bolak-balik karena ada sedikit kesalahan huruf kami pergi ke Siak. Ke kabupaten yang bersih itu lebih dekat dan juga tidak perlu mengantre seperti di Pekanbaru. KTP, KK serta tidak lupa ke kantor Depag sebagai syarat pembuktian bahwa travel Cahaya Hati telah terdaftar dan berindikasi aman. Tidak lupa juga kartu vaksin yang tiga kali suntik untuk dicetak dan foto. Alhamdulillah lancar kepengurusannya. Lanjut dengan mempersiapkan segala hal yang akan dibawa.

Ada sedikit pengalaman yang mendesak, yakni suntik Meninghitis yang ketersediaannya sangat langka. Beberapa kali membuat janji temu  secara online mengisi aplikasi, tetapi selalu kosong. Sementara waktu batas dua minggu berselang keberangkatan harus sudah selesai. Kartu kuning merupakan syarat mutlak harus kami genggam agar bisa terbang.

Soal menasik, beberapa kali undangan ke Pekanbaru dilayangkan. Cuma memikirkan sering izin dari pekerjaan membuat kami memutuskan untuk ikut yang di Sorek saja. Dilakukan di masjid As-syuhada  dekat Jalan Olah Raga dekat kediaman rumah Ibu Nahela--mutawwif kami. Kebetulan yang menjadi ustad pembimbing adalah anak sulung beliau yaitu Ustad Muhammad Ridwan. Adapun petugas koordinator petugas adalah Bang Pendi. SEdangkan koordinator  pembimbing oleh Ustad Zulkarnain.

Singkat cerita bulan Oktober yang dinantikan pun tiba. dengar cerita kali ini jemaah  dari travel Cahaya Hati begitu banyak. Selain karena pasca korona sehingga jemaah umrah pada menumpuk dan padat. selain itu katanya travel Cahaya Hati akan mendominasi dengan menerbangkan jemaah sebanyak 1.112 jemaah. Rincian pemberangkatan sebagai berikut :  tanggal  14 Oktober 2022 dengan jumlah 45 jemaah via Jakarta, 15 Oktober 2022 sebanyak 433 jemaah melalui Medan, 16 Oktober 2022 dengan jumlah 433 jemaah masih melalui Medan.  Masih lanjut lagi di tanggal 20 Oktober 2022 berjumlah 45 jemaah melalui Kuala Lumpur. Masih berlanjut lagi tanggal 21 Oktober 2022 berjumlah  40 jemaah melalui Jakarta, terakhir 24 Oktober 2022 sebanyak 116 jemaah  via Medan.

Kami para jemaah dari Sorek-Pangkalan Kuras-Pelalawan (53 Jemaah) dapat giliran terbang di tanggal 15 Oktober. Persiapan sebelum berangkat sudah deal bahkan koper besar duluan tiba ke Pekanbaru dan masuk bagasi di Pesawat Lion Air. Kami bertolak menuju bandara pada tanggal 14 Oktober bersama keluarga yang mengantar. Sengaja mengambil waktu lebih awal agar pemberangkatan pada hari  Sabtu esoknya tanggal 15  itu  Subuh harus sudah ready di Bandara Sultan Syarif Qasim II.

Suasana pemberangkatan sangat ramai, dengan keluarga jemaah yang turut mengantar. Suara riuh pekak pikau menemani. Ruang tunggu dipenuhi nuansa warna ungu putih. Baju seragaman, koper serta tas ungu sangat menyejukkan mata. Memang pandai pulalah Cahaya Hati ni memilih warna icon branding mereka. Penerbangan menuju Kuala Namu dibagi menjadi dua ronde, Lion Air kecil dengan pesawat JT 125  dan JT 127. Kebetulan kami suami isteri di pesawat  yang pertama JT 125 sebenarnya tidak masalah, nanti juga ke Madinahnya akan digabungkan kembali memakai pesawat air bus Lion Air yang besar. Kami pun berada di kelompok bus 10 nantinya.

Alhamdulillah penerbangan kurang lebih 8 jam lancar, tentunya dengan segala pemeriksaan dan antrenya, biasalah. Perjalanan panjang dilalui hingga perbedaan waktu yang empat jam lebih awal di tanah air membuat kami hari itu mengalami siang yang panjang. Sampai ke Bandara Internasional Pangeran  Mohammad  Bin Abdul Aziz  menghirup udara kota Madinah Al Munawaroh yang hangat dan sedikit kering. Bus 10 meluncur menuju hotel untuk kami menginap. Melihat indahnya kota Madinah di malam hari. Melintasi jalan dan pertokoan, sepanjang jalan Ustad Wawan (nama panggilan) tidak lupa memberi informasi  serta bimbingan bacaan doa, talbiyah, cerita sejarah

Malam itu mendapat kamar serta meraih koper lalu beristirahat sebentar. Bersiap untuk mulai beribadah ke masjid Nabawi. Subuh diawali bangun lebih awal beberapa jam sebelum azan biar dapat kebagian lokasi strategis, untuk hari pertama ternyata masih dapat di teras saja. Siangnya berjuang dapat masuk ke dalam masjid untuk Zuhur, Asar, lanjut Magrib dan Isya. Malam kedua barulah fokus untuk salat sunat lainnya seperti salat tahajud, mutlak maupun hajat. Bahkan ada yang menqada salat yang tertinggal selama ini katanya. Selesai salat Subuh zikir bersama Almaksurat dan salat Dhuha serta Istirokoq. Pembacaan almaksurat juga tak lupa dilakukan bakda Asar.  Ibadah lain juga dijalani dengan antusiasme yang tinggi tidak ingin mensia-siakan kesempatan, berada di kota suci seakan-akan berlomba-lomba mencari pahala. Setiap jemaah terpacu, dengan syahdu dan ikhlas melaksanakan perintah Allah SWT. Dihiasi dengan keindahan kota tersebut. Masjid dengan payungnya yang bermekaran  dan menguncup di malam hari. Bersua dengan umat islam dari berbagai belahan dunia. Air Zam-Zam yang tersedia cukup banyak diantar dari Mekah. 

O, iya hampir lupa hotel kami bernama  Jawharat Rasheed yang posisinya tak jauh dari Masjid Nabawi. Tepatnya sebelah barat daya Masjid Nabawi. Cukup dengan berjalan kaki saja, melalui bangunan bersejarah peninggalan Nabi yaitu Masjid Ghamamah  yang didirkan oleh Rasullulah untuk sang isteri. Tidak dibuka, banyak burung merpati hinggap. Ada juga milik sahabat Abu Bakar Assidiq kami lalui juga. Pertokoan juga berjajar menawarkan dan seakan memanggil kami untuk berbelanja. Bercerita tentang belanja jadi ingat ada pedagang kaki lima yang kocar kacir karena takut kena razia. Mereka membungkus jualan dengan sigap, sampai-sampai yang belanjanya pun bengong. 

Agenda di Minggu  tanggal 16 Oktober 2022 Kami berjuang akan masuk ke Raudah. Melalui antre panjang, panas-panasan tetapi dinikmati. Jika pribadi katanya sudah harus pakai aplikasi. Karena kami rombongan pihak travel sudah kesepakatan dong untuk penyediaan rombongan untuk masuk. Masuk ke Raudah salat sunat, berdoa dan bercucuran air mata. Lanjut dengan salat wajib dan melihat-lihat toko di sekitaran hotel dan di tengah perjalanan menuju masjid, sudah banyak yang mencicil melempar Real untuk membeli oleh-oleh.

Senin tepatnya 17 Oktober 2022 agendanya adalah wisata dalam masjid Nabawi dan sekitarnya. Ustad 
Wawan menjelaskan berbagai bangunan sejarah yang mengelilingi masjid Nabawi, semula kami tidak tahu dan melaluinya saja barulah mengerti sejarah Masjid sahabat dan istri rasullah. Bahkan sampai mengintip kuburan Baqi, karena perempuan terbatas untuk masuk, hanya boleh kaum Adam saja katanya.
 




Selasa, 18 Oktober 2022, jadwal keluar, lagi-lagi harus ingat nomor bus berapa ya. Bus 10 kami menuju tempat Jabal Uhud. Tempat peperangan pernah terjadi, dari penjelasan ustad Wawan dikatakan beliau sewaktu perang Uhud terjadi terdapat kaum muslimin serta ada juga yang munafik. Banyak yang berpaling dan silau harta rampasan perang. Tempat pemakaman Hamzah dan hafiz Qur'an.

Rute berikutnya ke kebun kurma yang isinya para jemaah yang memborong. Berbagai macam buah kurma dan jajanan khas Timur Tengah lainnya. Rata-rata masuk bus bawa bungkusan kuning, he.

Selanjutnya Masjid Quba. Dominasi warna putih, kami salat sunat 2 rakaat lalu berdoa dan bersiap melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjananan selalu ditemani dengan tausiah dari Ustad Wawan mengenai tempat yang dituju.

Kami menuju ke percetakan Al-Qur'an Raja Fahd adalah pabrik percetakan mushaf Al-Qur'an terbesar  di dunia. Serta diterjemahkan ke berbagai bahasa. Melihat proses pabrik bekerja dari lantai dua. Serta barisan lemari kaca berisi susunan Al-Qur'an dengan berbagai ukuran dan bahasa. Kami berbaris antre dan mendapat satu buah tangan  Al-Qur'an untuk kami bawa pulang.
Rabu, 19 Oktober kegiatan rutinitas ibadah dan berbelanja sepertinya. Persiapan untuk pemberangkatan ke kota Mekah. Cerita tentang makan, ya tiga kali sehari. Menunya ada sayur, paginya sarapan telur rebus, kulitnya putih, ada yang bilang telur burung unta, entahlah. Ikan Nila goreng, gulai daging unta, buah-buahan dan ada lalapan timun serta selada, cabe goreng giling. Kalau sayanya enak aja sih, ada juga jemaah yang membawa lauk kering, dibagi-baginya agar menambah selera katanya.

Para jemaah yang kelelahan dan kurang istirahat, serta tidak selera makan. Terkejut dengan perubahan cuaca, suasana dan pola hidup ada juga yang demam dan sakit, cepat berobat dan minum suplemen. Kebetulan Travel Cahaya Hati ada kakaknya Ustad Oktri M Sastrawan katanya stand by menolong jemaah yang tumbang. Stok obat-obatan sekoper penuh, memang mantap travel Cahaya Hati persiapannya. Salut awak! Dokter ini bergaya modis dan kelihatan muda, namanya di sebut  Mis . Berlyanti, Mars. Beliau mengajak anak bungsu yang masih berumur 6 tahunan, ada sih yang menolong jagain oleh keluarga mereka lainnya.  Kalau jemaah yang termuda ada yang berumur 2 tahunan malah, yang sering menangis, mungkin kelelahan. Ada juga dokter lain, lebih muda dokter Mahmuda kalau nggak salah namanya.

Pada tanggal 20 Oktober 2022 pemberangkatan Madinah menuju Mekah Al Mukaromah setelah Salat Zuhur, bus 10 dong tetap. Isinya kami-kami aja, satu daerah, he. Sebelumnya tidak lupa diingatkan untuk mandi bersih . Tak lama perjalanan kami sampai di Bir(sumur) Ali untuk Miqat mengambil niat. Pak Ustad Wawan membimbing kami berniat dan kembali mengingatkan pantang larang yang telah berlaku jika telah Salat Ihram dan memasang niat. Sesampainya di Mekah singgah sebentar di hotel Ramada, tetanggaan dengan hotel Grand Al Masa yang isinya juga jemaah Cahaya Hati. Lalu berjalan kaki, kali ini lebih jauh dibanding hotel yang di Madinah untuk mencapai Masjidil Haram. Berjalan ramai-ramai dengan penuh semangat kami melakukan umrah pertama tepat di tengah malam. Mengikuti bacaan yang diucapkan oleh Ustad Wawan kami tawaf dan sa'i, tahalul. lanjut hingga salat Subuh Jumat di depan Ka'bah. Derai air mata, haru, bahagia, dan apalah namanya, euforia yang tak dapat diucapkan dengan kata. Doa mengalir khusuk dan syahdu. 

Zam-zam, begitu berlimpah, di masjid tak lupa minum, isi botol untuk dibawa ke hotel. Nanti nya dibalut dengan lakban dan bisa masuk koper besar, aman. Sebagai tambahan dari jatah 5 liter itu. Lumayan! Soal  makanan di hotel Mekah lebih variatif dan enak kalau menurut saya. Saya makin lahap, he.

Siangnya Jumat tanggal 21 Oktober 2022 berjamaah Salat Jumat di Masjidil Haram, dengan berusaha ikut juga salat lainnya tetap untuk bisa ke masjid walau ada beberapa teman yang demam, sakit dan istirahat dulu. 

Sabtunya di tanggal 22 Oktober 2022 masih rutinitas ibadah Salat  dan ambil miqat lagi ke masjid Ji'Rannah. Menuju Masjid ini melalui Padang arafah dan terowongan Mina yang biasanya ritual haji. Umrah ke -2.

Minggu, 23 Oktober 2022 ziarah luar, lokasi yang dituju adalah Jabal Rahmah tempat bertemunya Nabi adam dan Siti Hawa. Bukit yang terkenal dengan kasih sayang, berdoa untuk pasangan, maupun keluarga, ada yang sanggup mendaki, ada yang melihat dari bawah saja.

Jabal Tsur awal hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Madinah ke kota Mekah. Lanjut Jabal Nur atau gunung cahaya tempat pertama Rasullulah menerima wahyu di gua Hira. Surat Al-Alaq 1-5 di Bulan Ramadhan.

Senin, 24 Oktober 2022 umrah ke -3 ambil miqat di masjid Tan'im. Alhamdulillah masih sanggup kaki ini melangkah untuk tawaf, sai dan tahallul lagi. Di iringi setelahnya dengan melihat rumah kelahiran Nabi Muhammmad SAW. Sebelum melakukan umrah kali ini paginya kami semua jemaah Cahaya Hati berkumpul  disatukan untuk Tablik Akbar, muhasabahdan dzikir bersama, salat sunnah taubat dan hajad.

Selasa, 25 Oktober 2022 tawaf Wada atau tawaf perpisahan bersiap untuk pulang ke tanah air. Kami akan melalui bandara Jeddah King Abdul Aziz sebelumnya di perjalanan singgah di Corniche Jeddah. Kota ini lebih metropolitan dan ramai. Di Corniche banyak lagi disuguhkan berbagai pernak-pernik dagangan. Apalah daya duit sudah mulai rest serta angkutan barang sudah pun maksimal. Ya, jadinya sebagian besar hanya melihat-lihat saja, koper besar sudah duluan nantinya ke bagasi. Hiks.

Tidak lupa di bus menuju Jeddah inilah kami para jemaah bus 10, aslinya satu daerah saling maaf memaafkan antar pembimbing, mutawwif dan anggotanya. Ucapan terima kasih, haru, berbagi pengalaman, kritik dan saran disampaikan. Nanti jika dipesawat kami tidak lagi duduk berdekatan dan sudah gabung dengan jemaah dari bus lainnya.

Pulangnya masih menuju Kuala Namu, Medan. Perjalanan lama kami habiskan dengan tidur, balas dendam. Sampai Medan menuju Pekanbaru pesawat dibagi dua ronde lagi, aman, antre biasalah namanya ramai. Pelayanan Lion Air patut diacungi jempol. Pramugari dan pramugaranya ramah.

Sampai Pekanbarunya Rabu malam Kamis, sana-sini nyari koper, banyak kali. Dikumpulkan berdasarkan bus barulah lebih terarah. Para penjemput jemaah juga membludak.

Sampai rumah dengan selamat dan sehat, berucap syukur tak henti. Pengalaman manis perjalanan wisata rohani telah usai. Sedih, kapan lagi akan terulang. Candu itu menempel rekat di hati ini. Bersama TRAVEL CAHAYA HATI , SELALU DI HATI, MELAYANI SEPENUH HATI. ALLAHU AKBAR.

INGIN LAGI, DAN LAGI ALIAS NAGIH. YUK, MENABUNG LALU KE JALAN ARIFIN AHMAD NO.60 RT/RW 002/010 KELURAHAN SIDOMULYO TIMUR KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU.

SUKSES DAN JAYA CAHAYA HATI!


Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...