Selasa, 31 Mei 2022

Guru yang Dirindu




Guru merupakan garda terdepan dalam membentuk peradaban. Guru banyak memiliki fungsi selain sebagai pengajar yaitu sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator.  Mutu pembelajaran akan diraih  secara efektif dan efisien jika guru melaksanakan penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan, penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi. Selain itu pendidikan juga harus didukung secara penuh oleh lembaga terkait, pemangku jabatan, peran serta orang tua murid, dan lingkungan masyarakat. Semuanya harus saling bersinergi. Pendidikan berjalan secara dinamis harus melihat situasi dan kondisi.


Kita ketahui bersama, dunia mengalami pandemi Covid-19. Hal ini, tentunya berimbas juga pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Segala upaya kita lakukan bersama agar proses pembelajaran masih bisa dilakukan. Akhirnya, Pembelajaran  Jarak Jauh(PJJ)/daring menjadi alternatif yang tepat. 


Meskipun berbagai kendala terjadi, salah satunya masih banyak kalangan guru belum mahir atau gaptek menggunakan media IT. Sementara di era digital kita sudah tidak bisa lepas dari hal itu. IT mutlak sebagai prasyarat utama. Minat belajar siswa semakin rendah karena kurangnya motivasi serta kebanyakan ponsel sudah mengalihkan dunia mereka ke lain hal.


Bagaimana tingkat keberhasilan pencapaian belajar daring?  Tentunya kita merasa tidak puas.  Parahnya lagi kita bahkan mengalami learning loss. Dampaknya ada yang putus sekolah, psikis anak yang terganggu mengakibatkan trauma tersendiri, penurunan prestasi akademis.


Setelah masa itu berlalu, kini pembelajaran tatap muka secara terbatas selanjutnya tatap muka penuh telah dibuka kembali. Bersamaan dengan Kurikulum Merdeka dirilis dengan berbagai terobosan transformasi ke arah yang lebih baik.


Pada Kurikulum yang digagas pemerintah tersebut sudah berjalan secara bertahap dan sebagian masih dilakukan sosialisasi mengenai implementasi Kurikulum Merdeka. 


Bagi kami, khususnya saya Megawati, S.Pd guru SDN 003 Sorek Satu yang berada di salah satu kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau termasuk baru berkenalan dengan  Kurikulum Merdeka.  Masih awam dan mencoba-coba mencari informasi melalui media on-line, apa itu Kurikulum Merdeka, merdeka belajar, guru penggerak, sekolah penggerak, profil pelajar pancasila, filosofi Ki Hajar Dewantara, paradigma baru pendidikan atau lebih dikenal dengan Kurikulum Prototipe.


Ini buktinya, saya juga ikut di NGUPING SATUGURU.

Antusias juga ditampakkan dengan mengikuti seleksi guru penggerak telah lulus seleksi tahap I mengisi dokumentasi, dan essai.



Beberapa informasi yang saya dapatkan secara  secara on-line dinyatakan bahwa kurikulum ini lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial,  memberikan keleluasaan bagi kami nantinya menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu ada aplikasi sebagai panduan platform Merdeka Mengajar. Tentunya sebagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.


Peran guru dalam Merdeka Belajar sangat penting. Kenapa demikian?  Guru akan memiliki keleluasaan penuh untuk mengeksplorasi diri sebagai pendidik. Hal ini juga membuka peluang guru untuk lebih berkreasi dan berinovatif.


Guru akan berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena guru termasuk pemegang kendali utama. Ditambah seorang guru harus terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sendiri maupun pada peserta didik sesuai minat dan karakteristik yang ada.


Guru juga tidak akan lagi mengkotak-kotak siswa dengan perangkingan. Kesadaran akan tingkat kecerdasan peserta didik tidak hanya bisa diukur dari nilai akademis saja. Guru akan melihat  semua bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Nah, di sinilah akan ada keadilan. Selama ini kita hanya berkutat dengan angka-angka demi nilai rangking saja. Sementara kemampuan anak sangat beragam.


Saya Megawati, S.Pd siap menyongsong serta berperan aktif mendukung pembelajaran dengan melaksanakan Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Pemilik  tulisan di  http://megawatisorek.blogspot.com ini sangat bersemangat!




2 komentar:

  1. Keren Bun tulisannya . Saya Butuh belajar sama bunda nih

    BalasHapus
  2. Ayuk, la, samaan kita belajar๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿ‘

    BalasHapus

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...