Sabtu, 02 Juli 2022

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Pertemuan         : 20

Hari/Tanggal      : Jumat, 01 Juli 2022

Narasumber        : Edi S. Mulyanta

Moderator           : Rosminiyati



Wah senangnya, Kelas Menulis PGRI malam ini sudah memasuki pertemuan ke 20. Nah, sudah jauh berjalan dong, menuju akhir.  Seperti biasa moderator membuka kelas dengan tiga S, sapa, salam dan sapa. Selanjutnya memberikan data mengenai narasumber.

Mari kita mengenal biodata narasumber,  yaitu :

Bapak Edi S. Mulyanta adalah seorang nara sumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta. Beliau telah bekerja di penerbit ANDI sejak tahun 2002. Kini menjabat sebagai staff Litbang sampai posisi publishing consultant&e-book development.

Selain sebagai praktisi di bidang penerbitan, bapak Edi juga seorang dosen. 
Berikut rekam jejak akademis beliau adalah :
1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006

Dunia kerja yang pernah dilakoni adalah di bawah ini :

1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3. Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2000-2001
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2001
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2001
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2002-2003
7. Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
8. Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang
9.  Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 – Sekarang
10.  Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
11. Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas Desain dan Industri Kreatif  Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021

Telah melahirkan karya tulis, bisa dicek pada tautan berikut ini : 

https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao

1. How to make money in BIG DATA, 2021

2. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019

3. Teknik Modern Fotografi Digital 2007

4. Pengolahan Digital Image 2007

5. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006

6. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005

7.  Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005

8. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005

9. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll

Beliau menceritakan suka duka yang dialami ketika masa pandemi.

Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan  penerbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor.  Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan. Pengalaman selama masa pandemi menyatakan bahwa  buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.
Penerbit Mayor menyarankan ketika akan menulis buku untuk mengikuti peraturan pemerintah no 75 (tahun 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan no 3 tahun 2017. Para penerbit menggunakan peraturan pemerintah ini untuk menjalankan roda usahanya, penulis tinggal memilih jenis buku yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. 

Tahun 2020-2022 merupakan masa paceklik bagi industri penerbitan tetapi berbeda dengan dunia kepenulisan yang justru semakin marak. Hal ini kemungkinan karena aktifitas kita dibatasi sehingga banyak yang bekerja dari rumah (WFH). Selama pandemi penerbit mayor tidak kekurangan naskah, tetapi angka penjualan yang turun karena outlet banyak yang tutup, sekolah dan kampus banyak yang daring. Tidak semua tema.buku dapat digantikan oleh digital dan hal inilah yang memberikan harapan untuk penerbit untuk tetap bertahan. Beberapa buku dengan tema yang khas ternyata masih sangat baik di pasaran. Tema yang menjadi primadona kedepan berkaitan dengan kurikulum baru merdeka belajar

Perkembangan Merdeka belajar dan kampus merdeka menuntut penerbit untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar, sehingga peluang untuk penerbit menjadi semakin terbuka lebar. Penulis bisa menyambut peluang ini, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik kita. Penerbit-penerbit saat ini semakin bersemangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utamanya adalah mencari penulis dengan tema yang marketable 
Berikut adalah empat kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku layak terbit atau tidak didasarkan pada keilmiahan dan besar market. 
1. Buku Teks Pendamping Modul
2. Buku Teks Utama Pelajaran 
3. Diklat
4. Buku Ilmiah Populer Buku Pengayaan 
Skema penerbit Indie sempat marak saat pandemi dengan pembiayaan dari penulis akhirnya sebuah naskah dapat diterbitkan. Maraknya penerbit Indie ternyata memicu permasalahan yang lain yaitu menjadi langkanya nomor ISBN di perpusnas. 
Begitu besar semangat untuk menulis di Indonesia menjadikan nomor ISBN tidak kuasa menerima energinya. Wadah ISBN  biasanya tersedia saat ini menjadi  nomor mewah yang cukup sulit untuk mendapatkannya. Hal ini terjadi karena menulis buku hanya untuk mengejar angka kredit saja. 
 Keterangan lebih lanjut mengenai ISBN bisa dilihat pada bannner berikut : 


Jenis buku yang bisa ditulis
Buku dengan omzet terbesar adalah buku teks pelajaran utama karena pasarnya sangat besar. Buku ini melalui proses seleksi dari pemerintah yang cukup ketat 

 Adapun hambatan yang dialami penerbit biasanya : 

1. Keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan
2. Penerbit biasanya akan melakukan scounting atau pencarian tema dan penulis dan tentunya bekerjasama dengan tim riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat di serap pasar. Data pasar diperlukan untuk memberikan arah haluan kemana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut 
3. Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi 



Kesimpulan
Penerbit adalah lembaga yang mencari profit dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. 

Adapun sesi tanya jawab malam ini mengulas tentang : 

1. Jika menerbitkan hanya boleh di dalam satu penerbit saja. Karena hak cipta ada di penulis, maka penulis dapat menerbitkan edisi  selanjutnya ke penerbit lain dengan mencabut hak terbit penerbit pertama disebut pula mengalihkan hak terbit.

Novel merupakan karya fiksi yang laku di toko buku dan proyek pemerintah. Novel yang bisa lolos di penerbit memang harus mempunyai tema yang kuat, ada unsur pendidikan, lokalitas daerah juga menarik bu. Sebagai contoh Laskar Pelangi itu mengangkat lokalitas daerah Bangka Belitong. Negeri Lima Menara  mengadaftasi dunia pesantren. dll.

Saran untuk penulis pemula bisa saja menampilkan kata pengantar dari tokoh atau penulis terkenal sebagai bagian promosi untuk menembus pasar lebih maksimal.

2. Ada 2 hal yang bisa dijelaskan mengenai konsepnya yaitu :
a. Mencetak buku, hanya akan memproduksi buku saja tanpa proses editing, setting dan desain cover karena hal ini dilakukan oleh penulis sendiri. 
b. Menerbitkan buku, artinya menyerahkan naskah untuk di proses menjadi buku. Ada proses editing, setting perwajahan buku dalam, perwajahan buku luar (cover) dan back cover

Untuk naskah reguler pembiayaan dilakukan oleh penerbitnya dengan melakukan kajian bisnis sebuah buku menguntungkan atau tidak. Karena ketatnya kajian bisnis, sehingga banyak buku yang tidak mampu dijual oleh penerbitnya, sehingga diputuskan untuk dikembalikan kepada penulisnya. 

Jumlah cetak penerbit mayor saat ini adalah 300 eksemplar Untuk mengantisipasi UU perbukuan 2017 yang mensyaratkan terbitan harus tersebar luas di masyarakat. Hal ini menjadi syarat untuk dapat mengeluarkan ISBN dari perpusnas. 

3. Syarat utama dapat diterima adalah adalah otentik, mengikuti kaidah buku ajar( untuk buku pelajaran)dan mengikuti perkembangan yang up-date.

4. Penerbit mengalihkan jualannya ke jualan online, sehingga banyak "market place" yang di gunakan untuk menyalurkan produksi buku yang sudah tercetak. Saluran pemerintah masih cukup kuat untuk menopang "cash flow" penerbit. Tentunya penerbit yang mempunyai modal judul buku yang banyak, lebih mudah bertahan. Penerbit Andi mempunyai sekitar 50rb judul terbit sehingga lebih leluasa memilih atau meramu judul buku untuk proyek pemerintah.
Pemasaran buku digital sangat berbeda dengan buku fisik dan masih banyak pembaca yang belum familiar dengan transaksi buku digital.
Ada nomor pengganti ISBN yang disebut dengan GGKEY yang dikeluarkan oleh Google, tetapi nomor ini belum diakui untuk mendongkrak angka kredit. 

5. ISBN buku kita selalu dilaporkan secara internasional sehingga terpantau oleh pusat ISBN di Inggris. ISBN sebuah buku tidak sama karena nomornya unik seperti sidik jari atau IP Addres internet, kelemahannya yaitu bisa habis jatah nomornya.
Proses standar Perputakaan Nasional adalah 3 hari kerja, pada praktiknya bisa lebih cepat dari standar tersebut, terkadang bisa lama untuk penerbit-penerbit minor atau indi karena ada beberapa persyaratan penyebarluasan yang harus diikuti.
Tidak mungkin sebuah buku diterbitkan oleh 2 penerbit, karena saat pengajuan ISBN akan terdeteksi jika terjadi duplikasi judul. Salah satu akan gugur, biasanya pengajuan yang terakhir akan digugurkan

6. Cara menyiasati supaya buku laku terjual dan diterima oleh penerbit, trik yang paling mujarab adalah content is the king sehingga buku tersebut akan mandiri jualan sendiri. Untuk mendongkrak penjualan, biasanya penulis dalam menggunakan jurus ATM-Amati, Tiru Modifikasi dari buku akan best seller. 

7. Menurut aturan UNESCO, ketebalan halaman sebuah buku adalah 40 halaman. Akan tetapi penerbit tidak menggunakan acuan tersebut, banyak buku anak 12 halaman yang laku. Buku 1000 halaman juga bisa laku jika memang sangat dibutuhkan pembaca.  Intinya tergantung pertimbangan dari penerbit yang melihat dan mengulas detailnya gimana.

Tak lupa narasumber menyatakan dalam  closing statementnnya .
Pandemi tampak seperti ruang gelap tidak ada celah, akan tetapi jika kita menengadah ke atas, ternyata masih ada setitik cahaya yang dapat kita gunakan untuk penunjuk arah. Penerbit-penerbit saat ini masih berjuang untuk hidup, sehingga calon-calon penulis tidak perlu gundah karena tulisan Bapak/Ibu pasti akan berlabuh jika kita tekun dan tabah melihat cahaya petunjuk tersebut salam hormat dan sehat selalu.

Sekian resume saya yang telat sehari, karena berbagai kesibukan, jadinya agak keteteran. Tak lupa terima kasih atas segala ilmu dan informasi yang diberikan. Cinta dan sayang juga dihadirkan sebuah apresiasi yang tak terhingga atas gebrakan Om Jay dan tim solidnya yang telah membantu kami para peserta lebih mahir lagi dalam dunia kepenulisan. Tetap semangat!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...