Minggu, 19 Juni 2022

Mobilku Mobilmu -cerpen komedi- H-10




Ujang dan Muin lagi duduk santai di teras rumahnya. Menghilangkan penat setelah pulang bekerja  menderes karet milik Pak Ali. Mereka bertetangga yang kehidupannya hampir mirip, ekonomi  menengah ke bawah.

Disaat mereka ngobrol sembari menghisap rokok, dan ditemani secangkir kopi.

"Jang, lihat mobil tu, bagus, tinggi," celetuk Muin tangannya yang memegang rokok, menunjuk ke mobil hitam yang melintas di jalan kuning depan rumah mereka.

"Iya, Fort*ner tak tu. Mahal itu," jawab Ujang memicingkan matanya. Menatap ekor mobil yang semakin terlihat  mengecil.

"Aku tak suka itu, bagusan merk lain, yang rendahan badannya tapi mewah kesannya kayak itu yang mahal tu, apa namanya ya, hm ... apa namanya, aduh lupa pulak." Sambung Ujang. Dahinya berkerut mengingat-ingat merk mobil yang ingin disebutkannya. Tangan kirinya mengaruk kepala.

"Jadi, kau beli itu nanti?" Tanya Ujang.

"Iya lah, warnanya kubeli nanti warna putih, mulus, tunggu, namanya apa ya." Muin menepuk-nepuk pelan  keningnya. "Ha! Ingat aku! mobil Ferr*ri, mirip mobil balap, mewah la pokoknya kalau naik itu. Banyak perempuan mau sama aku pasti, kalau pakai itu." Riang wajah Muin menerangkan. Senyum semringah, mata berbinar penuh semangat.

"Kumau kayak tadi aja la, apa tadi namanya, Fort*ner? Lapang dan tinggi. Bisa muat bawa keluarga semua." Pungkas Muin.
"Kalau kayak balap tu, mana muat?" sambungnya lagi.

"Muat la, anak bini aja, kalau kau ikut, ya iyalah tak muat. Lagian mana mau aku ngajak kau naik mobil mahal aku tu, menyemak aja." Agak keras suara Ujang.

"Aku dah ada mobil aku, manapun aku sudi mau naik mobilmu tu. Mobil tinggi warna putih, gagah lagi banding mobilmu. Kayak kuda mobilku." Muin pun menjawab dengan suara agak keras.

"Gagah mobil aku, mahal dan tak ada yang sanggup belinya di kampung ni, lagian ngapa juga kau ikut-ikutan warna putih, hah!" Bujang bersuara di nada tinggi dan mencibirkan bibirnya.

"Pokoknya baguslah mobil aku lagi, daripada rari, rari yang kau bilang tu, pasti jelek" ujar  Muin sambil melotot.

"Ferr*ri, namanya. Enak aja, baguslah mobil aku! Ferr*ri lebih mahal, tau kau?" Emosi Ujang mulai naik, tidak terima jika mobil yang akan dibelinya dikatakan jelek. Tangannya mengambil kotak rokok lalu menghempaskanya lagi.

"Tak percaya aku, pokoknya baguslah mobilku yang besar mobilnya!"bentak Muin.

Kedua hati pria itu semakin panas. Sama seperti matahari yang makin meninggi.

Tidak saling terima karena saling menghina mobil impian mereka.

Akhirnya Ujang dan Muin terlibat perkelahian. Diawali dengan  Ujang meninju muka  Muin. Muin tidak terima, amarahnya pun meledak.

Keributan tersebut mengundang para warga setempat dan mencoba melerai mereka.

"Sudah, sudah! Pisah!" Pekik Pak Joko, tangannya membentang.

"Enak saja, dia bilang mobilku jelek," Ujang berteriak, seraya berontak dari pegangan dua pemuda kampung. Wajah sebelah kirinya telah lebam, pukulan balasan dari  Muin. Mata merah, dengan napas ngos-ngosan. Tubuhnya bergetar, amarahnya benar-benar menguasainya.

"Apa, mobil kecil katanya mahal tu. Tak bisa pun aku ikut naik mobilmu. Sombong dah kau!," balas  Muin yang berhasil lepas dari tangan Pak Joko, rahangnya mengeras, berusaha mendekati Ujang lagi. 

Dengan sigap Pak Joko mengejar, menghalangi. Memeluk Muin serta berjalan mundur. Agar Ujang dan Muin berjarak.

"Sudah, sudah! Jaga emosi. Jangan kelahi. Kan bisa selesaikan dengan dibicarakan, kalau begini, kita ke rumah pak RT yok!"

Merekapun memboyong ke kediaman Pak RT, lalu mereka ditanyai Pak RT perihal pasal perkelahian bisa terjadi.

Setelah mendengar cerita dari mereka berdua. Pak RT manggut-manggut, lalu menggelengkan kepala.

"Yang ingin saya tanyakan, mobilnya mana?" Tanya Pak RT, diikuti oleh anggukan warga lainnya serta senyuman. Dasar! Tukang halu!
~

10 komentar:

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...