Aku adalah seorang sekretaris disebuah perusahaan besar.
Bosku adalah seorang pemuda tampan yang sukses, mewarisi bisnis ayahnya, dan
ditangan pria ini, perusahaan semakin jaya. Perpeksionis,gila kerja itu adalah
kata yang tepat menggambarkan siapa dia.Digila i oleh kaum hawa, namun dia pria
yang pemilih menurutku, mungkin dia berpikir akan mencari yang sepadan dengan
nya.
Hari ini, aku sebagai sekretaris nya ikut dalam kunjungan
survei ke proyek yang akan perusahaan bangun, di sebuah daerah yang agak jauh,
dan naas nya kami mengalami gangguan diperjalanan sehingga kami terpaksa
menginap di losmen kecil yang hanya menyisakan satu kamar.Kami melakukan
kesepakatan, tidur terpisah, walau satu kamar tentunya.
Dikamar, yang berukuran 4x4 ini kami berada, ada satu tempat
tidur, mungkin ku bisa tidur dibawah dengan membentangkan kain pikirku, baru
tiba ku langsung menghempaskan duduk di
tepian ranjang, lelah, langsung tidur aja deh ntar.Sementara bosku, pria sempurna
itu langsung menuju kamar mandi, mungkin gerah.
Lelaki itu keluar dari kamar mandi, dengan lilitan handuknya
dipinggang, terlihat dada bidang nya yang seperti roti cobek masih menyisakan
titik-titik air, rambut nya yang basah, menjadi tumpukan poni yang jatuh
dikening nya, menambah aura ketampanan nan sempurna, hidung mancung yang
menjulang, dengan tatapan netra mata yang hazel, sungguh Tuhan telah
menganugerahkan kelebihan raga pada pria ini, dan hal itu membuat terkagum-
kagum menelan salivaku, terpaku.
Lelaki itu berjalan menuju ke arah ku, yang hanya terdiam
duduk ditepi ranjang.
Deg...deg..jantung ku berdebar, gugup itu menyergap ku,
tanpa berpikir lagi entah apa yang akan ia lakukan padaku.
Semakin mendekat dengan memamerkan susunan giginya yang
rapi, ah...senyuman itu teramat menghanyutkan, sementara diriku hanya terdiam
terpaku kaku.
Mendekat, semakin mendekat, lidah ku kelu ingin berucap,
rasanya seperti kelu, pandangan mataku syahdu, aish...ku terpana.
Dihadapan ku ditatap nya lekat wajahku, dengan kedua tangan
nya mengunci tubuh ku, jangan tanya seberapa gugup ku, rasa nya ku bukan berada
di bumi, wajah itu hanya menyisakan beberapa senti saja, tatapan mata yang
teduh, menghanyutkan ,mendominasi, hidung itu mulai melekat dihidung ku, bibir
itu makin mendekat.
Lalu tubuh itu mundur, tersentak , kaget seperti tersadar,
ku pun ikut kaget, ia seperti mual, hendak mengeluarkan sesuatu dari
perutnya.Langsung kembali ke kamar mandi.
Diriku juga ikut kaget , terjengkit, menyadari sesuatu,
menyisakan sisa lalapan ku makan siang tadi,hobi kuliner ku. sambil meniup
telapak tangan ku dan mencium telapak tanganku tersebut.Semprul, BAU
JENGKOL....(jangan ditanya malunya tingkat astral pokok nya. Emotion: ngakak
sambil guling-guling).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar