Selasa, 21 Juni 2022

Jatah Luka -cermin- H-12





"Hei! Dibawa sarapan. Pagi lagi. Pura-pura bahagia tu juga butuh tenaga lo," sapaku pada Meli.


Ia terlihat duduk tercenung. Mata sayu menatap bunga pada vas yang terletak di sudut mejanya. Sontak ia tersenyum samar mendengar perkataanku. Tanganku mengantung menyodorkan sebungkus lontong. Ia menyambut dengan gerakan slow motion.


"Nggak kok, Ra."


Aku tahu dia berbohong. Wajahnya menyiratkan kesedihan yang mendalam.


"Sudahlah. Manusia punya jatah porsi masing-masing dukanya. Cuma, mungkin permasalahannya berbeda-beda. Terkadang kita harus tetap menjaga kewarasan meskipun itu mungkin dengan sikap apatis, mungkin itu yang terbaik." Aku berusaha menasihatinya dengan kalimat yang pernah kubaca pada novel.


Meli menganggukkan kepala tanda setuju.


"Ingatlah, ketika kita kesusahan, tuh masih ada dua orang pemuda yang salah menurunkan seribu batu bata di alamat yang salah," ucapku sembari tergelak.


Berharap Meli ikutan merasa lucu. Nyatanya tidak, hanya aku saja yang banyak bicara dari tadi. Wajah sahabatku itu masih datar tanpa ekspresi.


"Baca, nih!" Aku mengambil buku yang ada di laci dan meletakkan di mejanya.


Kedua alis Meli bertaut dan matanya menatapku dengan penuh tanya melihat buku tersebut. 


"Kisah 25 Nabi?"


"Ya, bacalah."


"Waktu kecil dah khatam aku ini, Ra."


"Mungkin ada yang terlupakan, saranku baca lagi. Lihat, para sekaliber nabi saja, bagaimana hidup mereka. Cobaan mereka jauh lebih berat, dan mungkin jika itu kita yang mengalami mungkin tak sanggup. Kau harus kuat, Mel."


"Ya, kau benar, Ra." Mata Meli mulai berkaca-kaca.


Aku berdiri mendekat serta merangkul pundaknya. Ia tertunduk tergugu. Aku hanya menepuk-nepuk pundaknya perlahan. Memberi waktu untuk ia menangis. Aku tahu Meli baru saja diputuskan oleh pacarnya. Mereka telah menjalani hubungan selama lima tahun. Aku tahu tentang cerita mereka semua karena Meli selalu curhat padaku.


"Ayolah move on dan self healing, say." Aku memelas memandang prihatin padanya.


"Move on tau aku, self healing apaan lagi tu?" 

Serak suara Meli bertanya.


"Self healing itu, menyembuhkan luka sendiri akibat tekanan batin atau mental, akibat kesedihan maupun kekecewaan agar terhindar dari yang namanya depresi." Aku menjelaskan panjang lebar.


"Udah ah, sarapanlah lagi. Mumpung belum bel masuk. Jam masuk kelas padat," sambungku.


Aku kembali ke meja kerjaku yang bersebelahan dengannya. Guru-guru lain sudah mulai banyak yang berdatangan. 


Cepat Meli mengusap kedua kelopak matanya dengan punggung tangannya. Ia berdiri menuju dapur mini. Mungkin akan mengambil piring dan sendok. Aku memandangi punggungnya. Seraya berkata dalam hati.


"Maaf, Mel. Kuharap kau siap. Karena penyebab kau patah hati serta kekasih baru pacarmu adalah aku."


~

4 komentar:

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...