Sabtu, 09 Juli 2022

Tak Akan Kuterima-cerpen slide of life-H-30




"Maaf," lirih suara pria berbaju kaos lusuh tersebut.

Aku hanya diam, lelaki--mantan suamiku ini datang tiba-tiba. Dengan penampilan sembrawut yang jauh berbeda dari lima tahun yang lalu. Kerutan pada wajah tirusnya telah bertambah, wajah terlihat tua dibanding usianya, kulit lebih menggelap. Urat tangan yang mulai menonjol menghiasi.

"Maaf," mohonnya kembali seraya berusaha mencapai tanganku. Dengan cepat kutepis.

"Maaf juga, kutak bisa!" jawabku dengan jelas memasang wajah datar. "Tak.Bisa." Sengaja aku menekankan dua kata tersebut.

Mengenang apa yang telah Ia lakukan, kubangan luka besar mengangga yang telah lama kukubur kembali hadir, kenangan pahit beiringan menari dibenak. Kemunculannya yang ingin kembali. Aku Pernah mengalami berada pada titik terendah hingga menjerit sampai lelah untuk menata hati ini.

Sayatan putus asa pernah bersarang,  detak-detak nestapa itu telah berganti sunggingan senyum nan sempurna. Melangkah pada titik baru, merengkuh dan mengenggam bahagia dengan teguh. Tak sia-sia doa serta usaha yang kukepulkan.

Menutup lorong-lorong sendu tiap hentakkan hidupku, dan akhirnya mengucur syukur tiada tara.

"Ginova sudah beranjak remaja, Ia sudah mengerti. Figur seorang ayah sudah kugantikan dengan baik. Bukankah kau yang memilih untuk meninggalkan kami, serta berulang kali kumemohon untukmu pulang demi buah hati kita. Namun, apa yang kau lakukan? Kau memilih wanita itu dan pergi. Jarak dan kesedihan ini kau yang menciptakan,  jangan salahkan Ginova jika tak menggubrismu." Meluapkan emosiku dengan berbicara panjang lebar.

Tak ingin mendengar alasannya demi anak akan dikemukannya lagi. Ia ingin membersamai kehidupan kami yang sudah tenang. Enak saja! Apa lupa pernah membandingkanku dengan perempuan yang menguasai hatimu saat itu.

"Silahkan keluar jika tidak ada lagi yang perlu dibicarakan,"usirku secara lembut, melihat ujung kaki, lebih baik menunduk, menatap matanya sama saja mengupas luka hatiku kembali. Akan terasa perih remuk redam seperti godam yang membantai kalbuku.

"Kumohon, beri aku kesempatan."

Kesempatan. Dia pikir bisa remedi untuk memperbaiki nilai seperti siswaku hingga mencapai nilai KKM. Sorry, itu jika menghadapi penilaian siswa ye. Takkan pernah terjadi  untuk hati ini akan terbuka kembali untuknya. Sebelum kata yang kasar tercelos, dengan berdiri kuberkata.

"Keluar!"

Tubuhku bergetar menahan amarah. Wajah memerah tanpa perlu perona lagi deh sepertinya.  

Ia pun berdiri lunglai, beringsut melangkah ke luar. Menyesal, Pastinya itu yang Ia rasakan.

Menatap punggung itu, namun tiba-tiba berbalik berjalan ke arahku.

"Apalagi!" hardikkanku menggema.

"Minta ongkos becak." Tangan menengadah, tatapan sendu dengan bibir yang masih bergetar.

Tepok jidat, mengeluarkan uang pada saku baju dinas. Menemukan uang lima puluh ribu dan sepuluh ribu. Dengan terbesit iba, uang lima puluh ribu itupun  berpindah ke tangannya.

"Alhamdulillah, bisa sekalian tuk makan hari ini,"gumamnya bermonolog.

Jangan harap aku terharu. Setelah Ia berlalu. Rasanya ingin aku membanting lemari, eh pintu maksudnya.

4 komentar:

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...