Senin, 13 Juni 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Pertemuan        : 12

Hari/ Tgl           : Senin, 13 Juni 2022

Narasumber       : Susanto, S. Pd

Moderator          : Nur Dwi Yanti





 Alhamdulillah, malam ini kita memasuki pertemuan ke-12 dengan moderator seorang perempuan cantik bernama Nur Dwi Yanti. Beliau memperkenalkan diri sendiri selanjutnya  memberikan  tautan blog biodata lengkap narasumber. Narasumber bernama asli Susanto seorang guru di SD Negeri Mardiharjo Kecamatan Porwodadi Kabupaten Musi Rawas (2017- sekarang) Sering dikenal dengan nama Pak D Antok atau Pak DSus bahkan kadang Pak  D saja. Simpel sekali, 'kan? Hehehe. Ayah dari 4 anak ini juga aktif sebagai penulis dan sebagai editor beberapa buku.


Langkah awal pembelajaran sang narasumber memberikan link untuk didiskusikan. Berupa tulisan yang masih mengalami kesalahan. Sehingga menjadi bahasan diskusi.Kesalahan-kesalahan terlihat dari penggunaan huruf kapital. Kami diminta untuk Proofreading.  Apa itu?  Ternyata artinya adalah uji- baca atau membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.



Gambar di atas adalah jawaban dari tautan tadi yang banyak menggunakan ejaan huruf kapital yang masih salah.


Kesalahan lainnya tak luput dari aktivitas proofreading  adalah penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. Sal-tik juga perlu dihindari. Kerjaan editor akan lebih mudah jika kita melakukan swa-sunting dengan tepat. Pekerjaan ini bukan hanya melihat bentuk saja tetapi pada isi naskah juga bisa diterima logika dan dipahami. Misalnya kalimat efektif atau tidak. Susunannya sudah tepat atau belum. Subtansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.

Adapun tahapan proofreading adalah :

💛 Merevisi draf  awal teks.
💛 Merevisi penggunaan bahasa, kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
💛 Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks  yang jelas,dan konsistensi gaya, memperbaiki kalimat ambigu.
💛 Cek ejaan, merujuk ke KBBI, atau gaya penerbit, pemenggalan kata, konsistensi nama dan judul bab dan penomoran, hindari saltik., spasi salah, tanda koma, titik, seru dll.

Pengetikan naskah salah ketik bisa dilakukan dengan membuka file, lalu di salin dan di pindahkan di google dokumen lalu klik yang bertanda garis bawah merah itulah yang saltik lalu diklik dan muncullah saran perbaikan.


Bisa juga menu alat, muncul ejaan dan tata bahasa, maka akan muncul kata yang diberi tanda dan muncullah kata yang disarankan, maka jika ingin mengubah maka ubah saja.


Setelah mengunduh ke format MS dan muncul kotak penyimpanan dan simpan di folder yang diinginkan. Perlu diingat, itu kerja mesin perlu juga kita cek ulang. Wah, dapat ilmu baru ya, keren.


Materi pun selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dapat diringkas kurang lebih begini :

1. Editor  mendapat klien keturunan Tionghoa yang bahasa Indonesianya masih tak mahir maka harus dikomunikasikan secara intens.

2. Proofreading samakah dengan menyunting tentu saja sama disebut swasunting.

3. Pengeditan lebih ke perubahan besar jika   pada  proses pengeditan, tetapi proofreading lebih ke fokus  kesalahan kecil dan inkonsistensi .

4. Perlukah jasa orang lain jika kita telah melakukan swasunting, endapkan, baca lagi boleh juga minta tolong orang lain untuk mengecek kembali.

Narasumber membuat kalimat penutup dengan sebuah ungkapan yang sangat mengena sekali. 

Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia. - Madi Ar-Rahim.


Itulah resume mengenai swasunting yang wajib kita kuasai, agar naskah kita layak untuk diterbitkan. Terima kasih kepada narasumber khususnya dan kepada semua Om Jay beserta tim solid yang selalu semangat memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.






6 komentar:

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...