Kamis, 07 Juli 2022

Teramat Sakit - Cerpen Slide of Life-H-28




Aku mengacak rambut dan mengusap wajah berulang kali. Seakan oksigen sulit tuk kuhirup, menyesak, ada yang sakit di dada. Tak disangka dalam kehidupanku akan menerima kenyataan menyakitkan.


Wanita berbaju agak terbuka itu---istriku, di seberang sana, keluar dari mobil  dengan semringah serta berpamitan dengan memberikan tempelan bibir pada pipi kiri kanan pria si pengantarnya. Lalu melambaikan tangan.


Entah siapa pria itu, aku pun tak tahu. Beberapa minggu yang lalu bukan gendut seperti tadi. Bergonta ganti pria yang mengantarmu pulang setiap fajar akan menyingsing.


Aku menghela napas berat. Menutup kembali gorden yang kusibak karena langkahnya telah hampir sampai ke pintu.


Andai kecelakaan itu tak pernah terjadi. Saat sepeda motor kami dihantam mobil truk yang sopirnya mengantuk. Mengakibatkan putra kami yang berusia tiga tahun tewas di tempat. Serasa seluruh raga dan jiwa ini ikut terkubur di liang lahat belahan jiwaku itu. Mengapa tak nyawaku saja direnggut langsung. Bukan hanya kaki ini yang diamputasi. Menjalani hidup selamanya di atas kursi roda. Aku merasa tiada tujuan hidup. Hati selalu menjerit berkata 'sungguh tak berguna'.


Ketika knop pintu berbunyi dan terbuka.


"Kenapa menungguku pulang?" tanyanya dengan wajah dingin. Bahkan mata itu penuh sorot kebencian.


"Aku harap, kau mengubah cara mengais rezeki, Dek, bukan seperti ini. Abang tak rela mesti begini?" 


"Abang kira gampang mencari duit, hah! Kalau kerja halal, bisa-bisa kita tak makan, Bang, belum lagi untuk biaya Abang terapi setiap bulannya, Bang, sudah syukur Abang tak kucampakkan!" Suaranya bermain di nada-nada tinggi. Menampilkan wajah bengis.


Mulutku terkunci, tak tahu lagi kata-kata yang akan kuucapkan membalas  perkataannya. Kalimat itu begitu menyakitkan. Aku bagai seonggok sampah. Entah bagaimana lagi, rasanya menghadapi kelamnya jalan hidup. Ketidak berdayaan ini entah sampai kapan? Putus asa merajai hati. Hiasan lorong sendu mewarnai hari-hari. Tubuhku bergetar, keringat dingin membasahi punggung. Menelan saliva yang serasa pahit. Tertekan dan depresi berat seakan memang telah bertahta di diri ini.


"Maafkan,  Abang, mungkin menjadi bebanmu, Dek. Abang rasanya tak kuat menanggung ini. Se-la  mat- ting-gal." 


Aku mengambil pisau dapur yang kuselipkan disamping bokong. Tanganku bergerak cepat menusukkan berulang kali ke perut.


Aku yang bersimbah darah hanya bisa melihatmu terkejut. Lalu berteriak histeris menghampiri, setelah itu gelap. Detik-detik ajal datang menyakitkan, perih. Membawa hati yang juga mati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wanita dan Skincare

  Skincare diambil dari Bahasa Inggris yang artinya skin artinya kulit sedangkan care artinya peduli jadilah skincare   adalah berbagai   ...