“Hai! Kamu kan penulis?” Tiba-tiba lelaki itu bertanya
padaku.
Aku yang sedang asyik mengetik, menoleh dan tersenyum.
“Hm, ya, kenapa?” Aku
balik bertanya.
Ia menatapku dengan lekat, sejurus kemudian kedua sudut
bibirnya terangkat. Ah, aku justru merasa senyumannya memiliki arti lain.
“Tahu dong, apa itu sinonim antonim?”
“Tahulah, persamaan
dan lawan kata, trus?” Alisku mengeryit.
“Coba jawab, sinonimnya
rindu apa?”
“Kangen!” seruku cepat.
“antonim siang?”
“Malam.”
“Sinonim laju?”
“Cepat.”
“Sinonim cantik?”
“Hm, ayu … atau rupawan bisa juga,” jawabku dengan kembali
meletakkan kembali jemari ke tuts laptop.
“Salah!” suaranya sedikit nyaring dari sebelumnya.
“Hah!” Aku tak jadi mengetik, krmbali menoleh kepadanya.
Mataku membesar dan bibirku membentuk
huruf o.
“Sinonim cantik itu kamu.” Ia mencolek dagunya sebentar dan
berlalu.
Kalau ada soundrak lagunya apa nih ya, cocoknya? Saat di
atas kepalaku muncul bunga-bunga bermekaran dan kedua pipiku merona alias merah
jambu. Eaaa
Keren... ππππ
BalasHapusMakasi, Sayππ₯°
HapusCieee
BalasHapusCie, kata yang sudah baku masuk KKBI V, cie juga deh, Say
HapusCie... Yg sedang berbunga bunga πΊπΈπΉπΌπ»
BalasHapuscie ...cie
BalasHapus